PARINGIN – Jembatan Paringin yang menjadi akses penghubung poros hulu sungai terutama ke Tabalong dan Banjarmasin, serta ke provinsi tetangga Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah resmi ditutup untuk angkutan besar.
Penutupan jembatan ini akan dibarengi dengan rekayasa lalu lintas atau pengalihan arus ke sejumlah jalan, agar tak mengganggu aktivitas publik.
Rapat koordinasi lintas daerah ini dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Balangan H Sutikno, di Aula Benteng Tundakan, Paringin, Selasa (30/8). Penutupan Jembatan Paringin secara total akan diberlakukan sejak Kamis (23/9) pukul 00.00 Wita.
Rakor ini turut dihadiri pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan, Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel, Dinas Perhubungan Kalsel, Dinas PUPR Kalsel, serta perwakilan dari Kabupaten Tabalong dan Hulu Sungai Utara (HSU) serta Hulu Sungai Tengah (HST). Termasuk, Kepala BPTD XV Kalimantan Selatan, Kasatker PJN Wilayah II Provinsi Kalimantan Selatan, Kasatker P2JN Provinsi Kalimantan Selatan, PPK 2.4 Provinsi Kalimantan Selatan.
Sekda Kabupaten Balangan Sutikno dan Kepala BPJN Kalsel Syauqi Kamal, menyampaikan beberapa hasil rakor lintas instansi itu di Paringin, yaitu pengaturan untuk pengalihan arus angkutan barang (tonase dan dimensi) khususnya angkutan semen dan angkutan lainnya dengan melibatkan asosiasi angkutan, menempatkan rambu-rambu atau papan peringatan untuk pengguna jalan yang dipertanggungjawabi oleh dinas masing-masing, dan terkait kegiatan teknis akan diserahkan kepada pihak yang berwenang.
Kemudian, pengaturan arus lalu lintas angkutan jalan ke jalan alternatif 1 dengan tetap memperhatikan batas tonase sesuai ketentuan yang berlaku melewati Tabalong (melewati Jalan Kelua)-HSU-HST (Pantai Hambawang) pada pukul 21.00 hingga 05.00 Wita.
Pengaturan arus lalu lintas ke jalan alternatif 2 dengan tetap memperhatikan batas tonase sesuai ketentuan yang berlaku melewati Paringin-Lampihong-Mampari dan Guntung-Lampihong-Mampari.
Selanjutnya, mengusulkan kepada Gubernur Kalsel sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, untuk melaksanakan rekayasa lalu lintas angkutan di bawah maksimal delapan ton untuk pengalihan jalur selama waktu pengerjaan perbaikan Jembatan Paringin.
Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Balangan Erly Satriana menyoroti kondisi Jembatan Paringin yang kondisinya rusak parah, dan sangat berbahaya bagi masyarakat saat ingin melintasinya.
Ambruknya lantai Jembatan Paringin ini lantaran dilindas bus dan truk pada Minggu (28/8) malam, hingga membuat cor beton bagian bawah jembatan berguguran di Sungai Balangan.
Pihak BPJN Kalsel sendiri mengatakan akan segera memperbaiki dan menyelesaikan pekerjaan di jembatan tersebut. jjr
