Sabtu, Agustus 23, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

DPR Desak Hapus Kompensasi untuk Pertamax

by matabanua
31 Agustus 2022
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\Data\September 2022\0109\7\7\FOTO HALAM EKONOMI 6-7 (01 Septeber))\4e08f459-5b0b-49c8-a142-3d94dd46bf43_169.jpg
JAKARTA – Ketua Banggar DPR Said Abdullah mendesak pemerintah segera menghapus ‘subsidi’ atau kompensasi yang diberikan untuk BBM jenis Pertamax.

Desakan tersebut disamaikan setelah melihat data yang dipaparkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa mayoritas yang menikmati Pertamax adalah orang mampu. Padahal, sasaran pemerintah adalah masyarakat menengah yang rentan.

“Yang besar itu sebenarnya kompensasinya, bukan subsidinya. Kompensasi itu dinikmati oleh Ketua Banggar, Dirjen Pajak, semua kita menikmati kompensasi,” tutur dia di ruang rapat Banggar.

Artikel Lainnya

XLSMART Ajak Warga Donor Darah Serentak

XLSMART Ajak Warga Donor Darah Serentak

21 Agustus 2025
Telkomsel Gelar Kompetisi Catur Nasional ‘Chessnation 2025’ Lewat Ilmupedia, Dukung Talenta Muda Indonesia 

Telkomsel Gelar Kompetisi Catur Nasional ‘Chessnation 2025’ Lewat Ilmupedia, Dukung Talenta Muda Indonesia 

21 Agustus 2025
Load More

Oleh karenanya, ia menyarankan pemerintah segera menghilangkan anggaran untuk kompensasi Pertamax dan melepaskan sesuai harga pasar atau keekonomiannya.

“Dan lebih terkejut lagi, subsidi BBM itu hanya Rp74,9 triliun, yang berat itu Rp273 triliun untuk kompensasi. Pertamax itu kalau tidak keliru Rp12.500, aka keekonomiannya Rp16.250, kompensasinya Rp4.000. Besar itu subsidi kompensasi. Jadi dihapus saja, diubah,” terangnya.

Bahkan, ia menyarankan agar subsidi energi secara keseluruhan dihapuskan dan diganti menjadi non energi. Misalnya, untuk bantuan langsung tunai (BLT), bantuan upah tenaga kerja, hingga bantuan sosial (bansos) produktif bagi UMKM.

“Mohon dipikirkan juga kompensasi ini yang sudah sedemikian dahsyat. Sudah harus diubah, tidak boleh lagi. Mari kita akhiri, bukan hanya pada subsidinya, tapi juga terhadap kompensasinya,” kata Said.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, masyarakat menengah rentan dan miskin yang menikmati Pertamax hanya 14 persen. Sisanya, 86 persen dinikmati oleh orang mampu.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa Pertamax tak luput dari bantuan pemerintah. Sebab, harga yang saat ini dijual sebesar Rp12.500 per liter bukan harga sebenarnya.

Harga riil atau pasar dari Pertamax dikatakan mencapai Rp17.300 per liter, dengan asumsi kurs Rp14.750 dan ICP US$105 per barel. Jadi, pemerintah mmberikan subsidi sebesar Rp4.800 per liter untuk Pertamax.

“Bahkan, Pertamax sekalipun yang dikonsumsi mobil bagus, yang pemiliknya mampu, setiap liternya dapat subsidi Rp4.800 per liter,” pungkasnya dalam konferensi pers. cnn/mb06

 

Tags: BanggarBLTDirjen PajakKetua Banggar DPRMenteri KeuanganPertamaxSaid AbdullahSri MulyaniUMKM
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA