
BANJARMASIN – Kawasan Siring Piere Tendean tampak berbeda. Pagar permanen berkelir hitam setinggi hampir dua meter, kini mengelilingi kawasan tersebut.
Pagar sepanjang 300 meter terpasang mulai kawasan Jembatan Merdeka hingga Rumah Anno, yang dikerjakan sejak 18 Agustus.
Sebelumnya, uji coba pemagaran kawasan tersebut sudah pernah diterapkan pada Desember 2021 lalu. Dan uji coba itu, dipandang cukup lancar.
Kepala UPT Pariwisata, Naziza menyebut, pemagaran dilakukan sebagai upaya pemeliharaan sekaligus penataan kawasan wisata Siring Piere Tendean.
Pihaknya menilai, selama ini kawasan itu cukup terbuka. Pemeliharaan dan penataan jadi sulit dilakukan. Dari situlah, pihaknya memprogramkan pemagaran.
“Pemeliharaan seperti apa? Contohnya, pemeliharaan taman. Kami ingin, taman di dalam kawasan Siring Piere Tendean ini makin baik dan indah ke depannya,” ucapnya, Minggu (28/8).
Kalau tidak dipagari, pemeliharaan tidak bisa berjalan maksimal. Siring ini, menurutnya, jadi halaman depannya Kota Banjarmasin.
Bila orang ke Banjarmasin, pasti berkunjung ke siring. “Kami terkadang merasa miris bila melihat kawasan ini kotor,” katanya.
Diungkapkannya pula, selain upaya pemeliharaan taman, pemagaran juga dilakukan untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal di kawasan tersebut.
Naziza menyatakan bahwa PKL yang ada di kawasan siring kerap menutup akses pejalan kaki atau wisatawan.
“Sampai saat ini semua PKL itu tidak ada yang mengantongi izin. Mohon maaf, ilegal. Jadi, dalam rangka pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan itu, kami minta setop,” tekannya.
Disinggung apakah ada rencana merangkul atau memusatkan PKL yang biasa mangkal dinkawasan tersebut di satu titik, Naziza mengatakan bahwa fokus pihaknya saat ini adalah pemeliharaan dan penataan.
“Belum ada keinginan yang lain. Belum tahu ke depannya, bagaimana nanti perkembangannya. Akan kami telaah dan disikusikan kembali,” ungkapnya.
“Kami hanya menginginkan, wisatawan bisa lebih leluasa menikmati siring. Jadi yang kami lakukan, lebih ke pemeliharaan dan penataan, dan untuk kenyamanan wisatawan,” tekannya.
Pantauan di lapangan, PKL yang biasa menggelar lapak dagangan di halaman siring Piere Tendean, memang tak begitu tampak. Kalau pun ada hanya beberapa. Mereka tampak bergeser ke kawasan sebelah, alias kawasan yang belum dipasangi pagar.
Naziza mengatakan pemasangan pagar akan terus dilanjutkan. Diperkirakan, dimulai kembali Oktober mendatang.
“Kami menyesuaikan atau melihat ketersediaan anggaran. Jadi bertahap. Untuk anggaran pemasangan pagar yang ada ini, sekitar Rp 187 juta,” ucapnya. dwi