Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Memperkokoh Fondasi Keindonesiaan

by matabanua
28 Agustus 2022
in Opini
0
D:\Data\Agustus 2022\2908\8\rahfit syahputra.jpg
Oleh : Rahfit Syahputra, S.Pd (Alumnus Jurusan Sejarah UNP/Fungsionaris HMI Komisariat IS UNP)

Tepat pada tanggal 17 Agustus tahun 2022 kemarin genap sudah usia Indonesia 77 tahun. Dalam menyambut hari kemerdekaan tersebut disana-sini terdapat berbagai macam prosesi. Prosesi tersebut mulai berbentuk resmi seperti upacara bendera dan ada pula prosesi berbentuk perlombaan. Apa maknanya ? dapat dikatakan bahwa rakyat Indonesia sedemikian antusias menyambut datangnya hari kemerdekaan Indonesia. Namun bagaimana jika hari tersebut telah berlalu. Apakah rasa bangga akan kemerdekaan itu hanya sebatas pada prosesi itu saja. Tentu sangat disayangkan bila hal demikian terjadi pada generasi yang hidup saat ini terlebih generasi muda. Untuk itu alangkah baiknya kepada segenap pihak agar selalu memperkuat atau memperkokoh fondasi keindonesiaan dengan berbagai macam kegiatan positif dan sehendaknya tidak hanya sekedar prosesi musiman saja.

Negara ini berdiri dengan penuh pengorbanan

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Transformasi Polri dan Filosofi Kaizen

1 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Polri dan Nilai Ekonomi Keamanan

1 Juli 2025
Load More

Barangkali para pembaca sekalian sudah tahu secara umum bahwa kita pernah dijajah oleh berbagai macam negara dan cukup lama tentunya. Pada masa-masa tersebut kita menjadi kacung di rumah sendiri. Situasi keterjajahan yang membuat kita untuk tunduk kepada si penjajah. Bahkan kita berada ditingkat paling bawah dalam stratifikasi sosial pada masa kolonial. Rasa nasionalisme pada gilirannya timbul dari berbagai kalangan. Orang-orang yang memiliki rasa nasionalisme tinggi itulah yang kemudiannya menjadi pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada awal-awal perjuangan memang belum bersifat kolektif kiranya, namun disebabkan adanya rasa bersatu dan ingin menambah kekuatan maka pejuang yang tergabung dalam berbagai kelompok yang masih bersifat kesukuan, daerah, organisasi , agama, dan usia mempersatukan diri menjadi Indonesia satu.

Itulah pada gilirannya disebut sebagai Sumpah Pemuda. Pada masa selanjutnya mereka berjuang secara kolektif sampai kepada diraihnya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam periode ini terjadi pula sedikit pertentangan antara golongan tua dan golongan muda soal waktu kemerdekaan. Golongan muda mendesak agar kemerdekaan Indonesia segera dikumandangkan namun golongan tua memilih untuk menunggu waktu seperti yang telah dijanjikan oleh Jepang. Atas inisiatif golongan muda maka mereka memilih untuk mengasingkan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke suatu tempat yang dikenal dengan Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar dua tokoh tersebut terhindar dari pengaruh Jepang.

Selama di sana mereka bersdiskusi terkait dengan waktu kemerdekaan, atas berbagai masukan akhirnya Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sepakat untuk segera mengumandangkan proklamasi kemerdekaan. Singkat cerita, pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta dikumandangkanlah proklamsi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut membuat semua rakyat Indonesia sangat senang dan antusias dengan merdekanya negara ini. Namun kemerdekaan itu hanya dirasakan sebentar saja, beberapa waktu kemudiannya pihak penjajah kembali hadir menampakkan ketamakannya kepada rakyat Indonesia. Periode lanjutan dalam berjuang kembali berlangsung, namun kali ini adalah untuk mempertahankan kemerdekaan nan telah diraih.

Jikalau diceritakan disini mungkin tidak cukup hanya dengan 800 susunan kata sebab banyaknya rangkaian cerita sejarah yang menyangkut dengan perjuangan para pahlawan.

Penulis hendak mengatakan bahwa, dengan ilustrasi perjuangan dan peristiwa di atas secara singkat, sudah semestinya kita yang hidup di zaman sekarang terus menghargai perjuangan tersebut. Dahulu para pejuang mengorbankan seluruh hal yang dimiliki termasuk nyawa sekalipun. Bagaimana dengan kita yang hidup saat ini di negara yang telah merdeka yang merupakan hasil perjuangan para pahlawan itu. Langkah yang dapat kita ambil yaitu bisa dengan meneladani sikap, intelektual dan perilaku pejuang untuk kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Para anak muda mesti belajar dari pahlawan yang telah rela berkorban untuk kemerdekaan negara ini. Sebagai pemuda yang masih mempunyai kekuatan jasmaniah dan kesegaran berfikir harus mampu menciptakan ide-ide kreatif untuk kemajuan bersama pun bagi diri sendiri. Harus senantiasa belajar dari pengalaman di masa silam.

Dalam suasana memperingati hari kemerdekaan ini, kita mesti mempertautkan apa yang disebut dengan cita-cita bersama menjadi negara yang berkemajuan.

Untuk para generasi muda penerus bangsa, hindarilah pertikaian yang dapat memecah belah kerukunan. Jangan ada lagi tauran antar pelajar ataupun kelompok. Kita adalah bangsa yang satu nan semestinya bergotong-royong untuk menciptakan kedamaian yang utuh. Ingat dan realisakan sumpah pemuda yang disampaikan pada tanggal 28 Oktober 1928 silam bahwa mereka bersumpah dengan bunyi “Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Poin-poin yang disampaikan itu adalah representasi untuk kita nan hidup pada zaman sekarang. Semoga negara kita selalu damai dalam bingkai Keindonesiaan.

Refleksi Singkat Pada HUT RI Ke 77 Tahun

Semangat kemerdekaan telah banyak dijumpai pada seluruh kalangan jika telah memasuki tanggal 17 Agustus. Disana-sini diadakan berbagai perlombaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Ceremonial-cereminial semacam itu cukup dapat memantik rasa keindonesiaan namun apakah akan bertahan lama ?. Pertanyaan lainnya akankah semangat tersebut masih terus berlanjut dan mendarah daging di dalam diri ? harapan penulis bahwa sampai kapanpun kiranya semangat kemerdekaan itu akan terus ada hendaknya. Kita berada pada era yang dapat dikatakan tidak dalam peperangan fisik lagi.

Kita berada pada era yang mesti memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memerangi ketidakmerataan, memerangi ketidakadilan. Kita secara bersama-sama mesti melakukan tindakan demikian. Tidak hanya dibebankan kepada pemerintah saja melainkan seluruh pihak harus bersinergi untuk memerangi atau memberantas hal-hal yang penulis sampaikan di atas. Supaya di negara ini tidak ada lagi yang namanya anak-anak tiada dapat bersekolah sebab terbatas akan biaya pendidikan. Agar di negara ini tidak ditemukan lagi orang-orang yang sengaja merusak dirinya pun orang lain dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti (NAPZA).

Agar di negara kita tidak ada yang namanya hukum tumpul ke atas runcing ke bawah. Agar di negara ini tidak ada lagi yang namanya kelaparan. Sebagai negara yang telah 77 tahun merdeka sudah seharusnya kita dapat menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri secara keseluruhan. Pemerintah sudah bekerja dengan baik namun perlu untuk terus kita dukung agar menjadi lebih baik kedepannya. Jika pun ada kekurangan disana-sini semoga apa yang menjadi kekurangan itu dapat segera diperbaiki dan menjadi ladang amal bagi pihak terkait. Semoga cita-cita kemerdekaan seperti apa yang diinginkan oleh para pahlwan terdahulu kiranya segera dapat tercapai secara komprehensif.

Penulis adalah alumnus jurusan Sejarah UNP dan Fungsionaris Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat UNP, berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Saat sekarang ini aktif menulis dan melakukan berbagai kegiatan positif lainnya. Beberapa tulisan penulis tentang kesejarahan telah terbit dibeberapa media massa.

 

 

Tags: Alumnus Jurusan Sejarah UNP/Fungsionaris HMI Komisariat IS UNP NAPZAHUT RI ke 77Rahfit Syahputra
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA