
JAKARTA – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor mengapresiasi PAMOR Borneo 2022 yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) se-Kalimantan sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), di Jakarta, Rabu (24/8).
Menurut Paman Birin (sapaan akrab Gubernur Kalsel) itu, Pemprov Kalimantan Selatan melalui kebijakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan terus mendorong UMKM lokal yang selama ini menjadi salah satu pendorong pemulihan perekonomian di Kalsel untuk mengakselerasi potensi yang dimilikinya.
Terbukti memang sektor UMKM masih dapat bertahan walaupun di tengah pandemi covid-19.
Seiring membaiknya situasi pandemi saat ini, perekonomian Kalsel juga semakin membaik setelah mengalami kontraksi hingga minus 1,81 persen tahun 2020, perekonomian Kalsel terus tumbuh mencapai 5,81 persen year on year pada triwulan II tahun 2022.
“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi Bank Indonesia yang telah menjadi mitra pemerintah dalam memfasilitasi UMKM Kalsel untuk go nasional dan go internasional,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Imam Subarkah mengatakan PAMOR Borneo 2022 merupakan upaya untuk mendorong perekonomian daerah untuk terus maju melalui UMKM melalui peningkatan kapasitas dan kualitas produk UMKM se-Kalimantan agar mampu bersaing dan naik kelas baik pada tingkat domestik maupun internasional.
PAMOR Borneo ini menampilkan produk fesyen, kerajinan tangan dan olahan makanan dari UMKM yang telah dikurasi oleh Bank Indonesia dan Pemerintan provinsi di Kalimantan.
Salah satu UMKM yang mengikuti kegiatan ini adalah OSAN Indonesia. Produknya berupa talenan, sumpit makan, pisau kue yang berbahan dari kayu ulin.
Ahmad Junaidi, sang pemilik UMKM OSAN mengatakan pemilihan bahan dasar kayu ulin karena memiliki ketahanan yang lama dan merupakan ciri khas Kalimantan Selatan.
Disampaikanya, usahanya dimulai sejak tahun 2017 dan merupakan yang pertama di Kalsel bahkan Indonesia.
Menurut Ahmad Junaidy, dengan ada kegiatan PAMOR Borneo ini memberikan dampak positif terhadap usahanya. Dia diajarkan untuk mengemas hingga memasarkan produknya di pasar digital.
“Alhamdulillah, dengan adanya dorongan dari Bank Indonesia dan Pemprov Kalsel, penjualannya bisa meningkat hingga 200 persen,” katanya.
Dia pun siap memenuhi pasar internasional jika ada permintaan dari negara manapun. “Kalau mau naik kelas ya kita harus siap,” katanya. syh/adpim/ani