
BANJARMASIN- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan inginakn agara jaringan listrik dan internet lebih tertata rapi di banua ini.
Ketua Komisi III DPRD Kalsel H Hasanuddin Murad SH mengatakan tujuan dilaksanakannya rapat dengar pendapat (RDP) serta memberikan apresiasi kepada salah satu mitra kerja yakni PT. PLN Unit Kalselteng dalam hal surplus daya listrik.
“Ini dalam rangka lebih jauh kami memahami persoalan terkait dengan Telkom dan PLN. Saya juga mengapresiasi beberapa tahun terakhir saya dengar PLN surplus daya, pemadaman listrik sekarang juga sudah jarang ya. Dalam RDP ini kami ingin lebih tahu lagi bagaimana posisi Telkom dan PLN saat ini, sehingga kawan-kawan dewan dapat informasi yang lebih akurat dari sumbernya langsung, sehingga nanti kami bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hal ini.” ujar H Hasanuddin Murad di gedung DPRD Kalsel di Banjarmasin, Rabu (24/8) sore.
Anggota Komisi III DPRD Kalsel Ir. H. Agus Mulia Husin memberikan masukan terkait dengan tiang dan kabel jaringan Telkom dan PLN yang tersebar di wilayah Kalsel ini tampak semrawut hingga dikeluhkan oleh masyarakat.
“Kami di Komisi III ini karena membidangi infrastruktur, tentunya komitmen kita ingin menjadikan wilayah kita tertata rapi. Kita melihat, menurut kacamata kita, kurang pas dilihat,seperti kabel yang kusut, kemudian dalam satu titik ada 8 tiang. Masukan untuk Telkom agar memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan jaringan itu, supaya benar-benar bagaimana kerja itu memprioritaskan kerapian. Saya harapkan juga kabel PLN juga diperhatikan, apalagi ada kabel yang melintasi sungai, kadang-kadang itu sudah rendah sekali, takutnya kalau ada kabel yang luka, apakah ini bisa berdampak mengeluarkan arus listrik tinggi yang berbahaya bagi masyarakat sekitarnya.” ucap mantan anggota DPRD Banjarbaru dua periode itu.
General Manager Wilayah Telkom Kalsel Setyawan Nugroho memaparkan bahwa saat ini jangkauan internet yang di-cover oleh PT. Telkom Indonesia di Kalsel masih terbilang rendah yakni masih 52%.
Dari 153 kecamatan di seluruh Kalsel, Telkom itu baru cover 80 kecamatan. Sebetulnya potensinya masih besar, sehingga mungkin sering terdengar daerah-daerah merasa belum terperhatikan, karena memang infrastruktur belum mencapai kesana.
“Memang tidak mudah bagi kami untuk menjangkau daerah-daerah itu. Tapi bagaimanapun juga, kami selalu berusaha meningkatkan pelayanan kami, salah satu usaha pendekatan kami yaitu kami bersama-sama anak perusahaan kami, Telkomsel, kami mengembangkan teknologi, ini saya bawa contohnya, modem orbit, modem ini banyak membantu di lokasi-lokasi atau sekolah-sekolah yang jauh dari fiber optik kami, tetapi sinyal Telkomsel sudah masuk.” ujar Setyawan.
Selanjutnya, Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kalimantan Selatan, Saifuddin memaparkan bahwa saat ini rasio desa berlistrik PLN di Kalsel sudah mencapai 98,90%.
“Jika kita bandingkan dengan provinsi lain, angka Kalsel ini salah satu yang tertinggi di Kalimantan. Kemudian kami ini masih punya PR, yakni sekitar 22 desa yang tersebar di Balangan, Hulu Sungai Tengah, Kotabaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu yang belum tercover listrik PLN. Kita harapkan di tahun 2024 total semuanya bisa terlistriki, yaitu menyisakan sekitar 10 desa. 10 desa ini kita rencanakan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).” terang Saifuddin.rds