Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Islam Itu Solusi, Bukan Sumber Masalah

by matabanua
25 Agustus 2022
in Opini
0

Zahra Kamila (HST)

Sebagian manusia kadang berani bersikap lancang. Merasa tahu hakikat yang baik dan yang buruk bagi manusia. Bahkan merasa lebih tahu dari Allah SWT. Lalu berani menyingkirkan petunjuk Allah SWT ( Islam). Bahkan mengajak manusia lainnya untuk menyingkirkan Islam dari kehidupan mereka.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Padahal Allahlah Yang Maha Tahu atas hakikat yang baik dan yang buruk untuk manusia. Sebaliknya, pandangan dan penilaian manusia sering salah. Acapkali manusia memandang sesuatu itu baik sehingga dia sukai. Padahal sejatinya hal itu buruk bagi dirinya. Sebaliknya, manusia acapkali memandang sesuatu itu buruk sehingga dia benci. Padahal hakikatnya sesuatu itu juga justru baik bagi dirinya.

Dengan demikian apa saja yang Allah SWT berikan untuk manusia di dunia ini berupa syariah- Nya pasti baik untuk manusia dan kehidupan. Yang harus dilakukan oleh manusia tidak lain adalah menaati dan sibuk merealisasikan syariah itu di tengah-tengah kehidupan mereka.

Ghirah Umat Islam

Akhir-akhir ini ghirah ( semangat) umat Islam untuk memenuhi seruan Allah SWT dari hari ke hari makin meningkat. Umat Islam pun makin bersemangat untuk mengamalkan dan mengupayakan penerapan syariah – Nya di tengah-tengah kehidupan mereka.

Sayang, di tengah suasana ghrah umat itu, beberapa waktu yang lalu muncul gagasan agar pelajaran agama dihilangkan dari mata ajaran di sekolah. Agama cukup diajarkan oleh orangtua masing-masing atau oleh guru agama di luar sekolah. Alasannya, jika agama diajarkan di sekolah maka akan dibedakan ketika pelajaran agama. Dengan itu sekolah tanpa sadar telah menciptakan perpecahan. Pelajaran agama di sekolah juga dinilai menguatkan identitas agama. Menurut sang penggagas, jika agama dijadikan identitas maka ia akan menguatkan radikalisme, sementara radikalisme itu menjadi biang kehancuran negeri ini.

Gagasan itu tentu saja mendapat banyak penolakan. Meski begitu, jika ditelusur, gagasan itu bukanlah yang pertama kali. Sudah muncul beberapa kali sebelumnya. Artinya, lontaran gagasan itu bukanlah hal baru. Substansi dari gagasan itu tidak lain adalah sekularisme dan sekularisme pendidikan khususnya. Seruan itu berusaha menempatkan agama sebagai urusan pribadi ( privat dan personal). Seruan itu juga mengajak agar agama tidak diikutkan dalam kehidupan publik, termasuk harus disingkirkan dari kehidupan politik.

Seruan ini jelas tertolak dalam Islam. Pasalnya, kita justru diperintahkan oleh Allah SWT untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah, secara keseluruhan, secara total. Allah SWT pun memperingatkan kita agar tidak mengikuti langkah -langkah setan.

Hai orang-orang yang beriman , masuklah kalian ke dalam Islam secara total, dan janganlah kalian mengikuti langkah -langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian ( TQS Al-Baqarah{2}: 208).

Seruan untuk menghapus pelajaran agama (Islam) dari kurikulum sekolah jelas merupakan bagian dari mengikuti langkah dan jalan setan. Pasalnya, itu artinya kita diseru untuk tidak masuk Islam secara kaffah.

Karena itu gagasan agar agama( Islam) tidak perlu diajarkan di sekolah mudah untuk dipahami sebagai upaya melakukan deislamisasi. Tujuannya jelas untuk memadamkan ghirah kaum Muslim dan menjauhkan mereka dari Islam. Tidaklah berlebihan jika gagasan itu dinilai sebagai ekspresi islamophobia.

Islam Solusi dalam Kehidupan

Selama puluhan tahun tak ada persoalan dengan agama di negeri ini, khususnya Islam sebagai agama dengan pemeluk mayoritas. Baru beberapa tahun belakangan saja dimunculkan isu seolah-olah agama (Islam ) atau seruan dan kajian keislaman menjadi pemicu radikalisme, perpecahan , dan sebagainya.

Padahal radikalisme bukanlah persoalan inheren dalam Islam. Isu atau tuduhan radikalisme lebih merupakan framing dari pihak luar untuk menyudutkan Islam dan kebangkitan mereka. Bisa diduga, tujuan akhir dari isu radikalisme itu adalah untuk makin menjauhkan Islam dari kehidupan.

Tuduhan Islam menjadi penyebab perpecahan dan persoalan juga hanya sekadar tuduhan tanpa bukti. Kekisruhan politik yang ada tidak pernah terbukti disebabkan oleh Islam. Faktanya, tak jarang kisruh diakibatkan oleh proses demokrasi, kecurangan dan persaingan memperebutkan kekuasaan yang menggunakan cara- cara machiavelis. Banyaknya korupsi juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam. Sudah banyak sekali ahli yang mengatakan, maraknya korupsi di antara faktor utamanya adalah proses demokrasi yang mahal.

Adanya ketimpangan antara warga dan antar daerah . Rakyat tidak merasakan kemakmuran dari melimpahnya kekayaan alam. Makin menggunungnya utang negara. Makin kuatnya cengkeraman asing dan kapitalis. Adanya segudang problem ekonomi. Semua itu pun bukan karena Islam, tetapi justru karena penerapan sistem di luar Islam, yakni kapitalisme – liberalisme.

Artinya, berbagai kerusakan yang terjadi itu bukan karena Islam, tetapi justru karena penerapan sistem selain Islam, dengan meninggalkan Islam dan syariahnya. Fakta-fakta jelas menunjukkan yang demikian.

Jadi sangat jelas, gagasan untuk menghapus pelajaran agama dari kurikulum sekolah hanya akan menambah dan memperparah kerusakan. Ada pelajaran agama saja, banyak terjadi problem di masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Apalagi jika agama dihapus. Jika ingin memperbaiki kondisi pelajar dan kehidupan masyarakat, pelajaran agama mestinya ditambah lagi sebagai jam pelajaran khusus ataupun diinternalilsasikan dalam berbagai pelajaran lainnya.

Lebih dari itu, untuk menyelesaikan aneka problem dan memperbaiki kehidupan masyarakat, yang harus dilakukan justru kembali pada jalan Islam, yaitu dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah. Inilah sesungguhnya yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab umat Islam yang harus segera diwujudkan ditengah -tengah kehidupan.

 

Tags: Ghirah Umat IslamhstZahra Kamila
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA