Senin, Agustus 25, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Menyelamatkan Pemuda dari Jeratan Kapitalis

by matabanua
24 Agustus 2022
in Opini
0

Oleh : Nurmini Khuzaimah ( Aktivis Muslimah)

Fenomena Citayam Fashion Week ternyata tidak terjadi di Jakarta saja. Namun menular ke daerah-daerah lain di Indonesia. Seolah tak mau ketinggalan dengan ajang peragaan busana di atas trotoar yang sedang viral saat ini, beberapa daerah di Indonesia juga ikut melakukan fashion show di trotoar kota mereka sendiri.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\24 Agustus 2025\8\8\Ahmad Mukhallish Aqidi Hasmar.jpg

Anomali Bulan Kemerdekaan

24 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Tim Percepatan Penurunan Stunting Direvisi

24 Agustus 2025
Load More

Jika ditanyakan siapa saja yang berlenggak lenggok di atas trotoar-trotoar itu? Tentu saja jawabannya adalah para generasi muda. Dari pemuda yang melangkah dengan tegap hingga pemuda yang melangkah gemulai mengalahkan gemulainya para pemudi. Dari pentas ini bisa kita lihat bahwa kaum LGBT tak ketinggalan ikut unjuk gigi.

Pemuda sejatinya adalah potensi yang sangat luar biasa bagi bangsa dan negara. Aset yang tidak ternilai harganya. Fisik mereka sedang dalam kondisi yang prima. Semangat mereka sedang panas membara. Potensi ini jika terarah dengan baik, maka niscaya bisa menghantarkan pada kebaikan. Sayangnya saat ini para pemuda tidak menyadari bahwa potensi yang dimilikinya harusnya dipergunakan demi kemaslahatan agama, umat dan negara. Mereka saat ini banyak yang mengalami krisis identitas. Alih-alih menjadi muslim yang berkepribadian Islam yang handak dengan tsaqofah yang mumpuni. Agama bagi mereka saat ini tak jarang hanya sekedar pelengkap di kartu identitas. Agama mereka Islam, namun niat sholat saja mereka tidak ingat. Mereka muslim, tapi bagaimana seharusnya seorang muslim berpakaian mereka tidak mau ambil pusing.

Mereka sudah terjerumus dalam budaya hedonis. Yang penting mereka senang mereka akan lakukan. Mereka akan mengerjakan apapun itu yang mereka sukai. Norma agama dan norma sosial bukanlah hal yang mereka jadikan pertimbangan.

Kapitalis adalah alasan kenapa para pemuda terjerumus dalam budaya hedonis. Kapitalislah memperdaya para pemuda untuk menganggap penting yang namanya “fashion”. Kapitalus menumbuhkan kebanggaan terhadap “fashion” dan memberikan ruang dan apresiasi terhadap para pemuda yang mau berlenggak lenggok memperagakan pakaiannya, dimana pakaian itu merupakan produk dari kaum kapitalis.

Miris, itulah kata yang bisa kita ucapkan saat melihat bagaimana fenomena pemuda hari ini. Citayem Fashion Show hanyalah satu persoalan. Persoalan lain yang juga memprihatinkan adalah pergaulan bebas, perkelahian pelajar, bullying, narkoba, hamil di luar nikah, prostitusi remaja dan masih banyak lagi persoalan lainnya.

Persoalan yang menimpa pemuda memang tidak hanya terkait dengan pemuda itu sendiri. Ada peran keluarga dan negara yang patut kita pertanyakan dalam hal ini. Saat para pemuda sedang sibuk mencari jati diri, keluarga yang seharusnya memberikan pendampingan ternyata tidak bisa melaksanakan perannya. Ayah sebagai keluarga sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang kian hari kian melambung tinggi harganya. Kesibukan yang nyaris tak menyisakan waktu bagi sang ayah untuk sekedar mengetahui dengan siapa saja anaknya berteman. Ibu tak jarang juga terpaksa menjadi tulang punggung kedua bagi keluarganya. Kelelahan membanting tulang membuat sang ibupun tak punya kesempatan untuk membersamai tumbuh kembang anak-anaknya. Asalkan kalau mau makan ada yang dimakan dan ada pakaian yang bisa dikenakan, tak sedikit kaum ibu yang berpikir tugas mereka sebagai ibu sudah terpenuhi.

Sedangkan negara dalam hal ini, punya andil yang sangat besar terhadap hilangnya fungsi keluarga bagi para pemuda. Negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalislah yang menyebabkan para orang tua berjibaku mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari yang harganya semakin hari semakin tinggi. Negara juga yang menyebabkan biaya pendidikan dan kesehatan mahal harganya. Di saat yang sama negara membiarkan budaya asing yang hedonis meracuni benak para pemuda. Dan siapakah yang mendapat keuntungan dari terjerumusnya para pemuda dalam jebakan budaya hedonis? Jawabannya tentu kapitalis. Pemuda pasar yang sangat menguntungkan buat “fashion, food (makanan) dan fun (kesenangan)”. Pemuda mudah dibujuk untuk mengkonsumsi barang haram seperti narkoba. Pemuda mudah untuk dipengaruhi agar terjerumus dalam pergaulan bebas. Dan negara, seolah menutup mata terhadap tanggung jawab mereka untuk membentengi para pemuda dari pengaruh buruk dari kapitalis.

Melihat potret yang menyedihkan dari pemuda di negeri ini, maka kita sebagai kaum muslimin harus bersegera menyelamatkan para pemuda agar mereka tidak terus menerus nenjadi koban kapitalis. Kaum muslimin harus mencetak para pemuda menjadi generasi khoiru ummah (umat terbaik), generasi problem solver dan tafaqquh fiddiin. Hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Pertama, mengokohkan aqidah Islam dalam diri para pemuda. Mereka harus diberi kesadaran bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang wajib terikat pada perintah dan larangan Allah SWT, dan kelak akan kembali kepada-Nya dengan mempertanggung jawabkan segenap amal perbuatan selama hidup di dunia.

Kedua, memahamkan para pemuda bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah Adz-Zariyat ayat 56.

(Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku).

Maka kesenangan dunia yang semu, menuruti hawa nafsu yang tidak pernah akan pernah puas bukanlah tujuan hidup hakiki manusia.

Ketiga, mengarahkan para pemuda membangun kebiasaan yang berlandaskan syari’at Islam sedini mungkin. Agar ketika sudah baligh sudah terbiasa dengan berbagai kewajiban agama dan tunduh patuh melaksanakannya dengan keikhlasan. Misalnya membiasakan sholat lima waktu, membiasakan menghormati orang yang lebih tua, terlebih lagi orang tua mereka sendiri, mencintai ilmu dan tekun menuntut ilmu, menutup aurat, amar ma’ruf nahi munkar, dan lain sebagainya.

Keempat, mengarahkan para pemuda agar memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap apa yang terjadi pada umat. Mencetak mereka agar menjadi bagian dari orang-orang yang mengemban risalah dakwah Rasulullaah SAW. Mencurahkah waktu, tenaga, pikiran dan hartanya demi kemaslahatan agama Islam dan kaum muslimin.

Semoga para pemuda segera bisa menyadari akan potensi besarnya, dan segera kembali pada identitasnya sebagai seorang muslim sejati. Wallaahu A’lam

 

 

Tags: Aktivis MuslimahKapitalisNurmini Khuzaimah
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA