
BANJARMASIN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Barito Kuala (Batola) melakukan pengambilan sampel air sungai hingga ke wilayah perairan Banjarmasin.
Hal tersebut dalam rangka tindak lanjut pencemaran yang terjadi pada Rabu (10/8) lalu, akibat sebuah kapal tongkang berisi minyak, karam di tepian Sungai Alalak, Kabupaten Batola.
Dengan karamnya kapal tersebut mengakibatkan tercemarnya perairan di Banjarmasin, tepatnya sungai Awang.
Jajaran DLH Batola dibantu dengan Satpol Air setempat, menyisir kawasan yang sempat tercemar akibat rembesan minyak jenis High Sulfur Fuel Oil (HSFO).
Kepala DLH Batola, Fahriana membeberkan, hasil pengambilan sampel. Menurutnya, sudah ada pengurangan pencemaran, yang bisa dilihat dari kasat mata.
“Karena sudah ada usaha dari pihak perusahaan. Salah satunya, dengan mengikat minyak melalui metode penyebaran eceng gondok,” jelasnya, kepada awak media, Rabu (24/8).
Namun demikian, ia belum berani memastikan apakah aliran air yang sempat tercemar tumpahan minyak sudah bisa kembali digunakan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK).
“Kami masih mengambil sampel yang kedua. Yang hasilnya bisa diketahui sepekan ke depan,” ungkapnya.
Fahriana pun berharap, pihak perusahaan bisa mengikuti SOP yang berlaku. Selain pengelolaan lingkungan, juga dalam hal bongkar muat yang harus diperhatikan.
“Jadi harus berpedoman dengan pengelolaan lingkungan,” tekannya.
Sebagai tindaklanjut, pihaknya juga merencanakan pertemuan dalam waktu dekat. Utamanya, terkait pengawasan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Batola.
“Kalau misalnya ada kejadian serupa yang terulang, untuk sanksi pasti ada. Tapi sebelumnya, kami bersinergi dahulu ke instansi terkait. Tapi kami harapkan tidak terjadi lagi hal serupa,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Cabang Banjarmasin PT Intim Putra Perkasa, Teguh Santoso menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
Tak kurang delapan armada telah dikerahkan, untuk membersihkan pencemaran, yang dilakukan secara berkesinambungan, sejak awal mula peristiwa itu terjadi.
“Kami juga akan menambah armada dan petugas lagi. Khususnya, membersihkan minyak yang menempel di tanaman yang ada di pinggir sungai,” ucapnya.
“Akan kami bersihkan sepenuhnya. Dan kami bersihkan secepat mungkin. Lalu, bila ada keluhan masyarakat, kami siap bertanggung jawab,” tekannya.
“Tidak hanya di Batola, tapi juga Kota Banjarmasin. Atau seluruh kawasan yang terdampak,” tutupnya.
Dari pantauan di lapangan, minyak berkelir hitam yang sebelumnya memenuhi permukaan air di sejumlah kawasan sudah tak lagi begitu tampak. dwi