
BANJARMASIN – Dua kasus pencemaran lingkungan akibat limbah yang bocor membuat masyarakat dirugikan. Hal ini mendapat perhatian dari anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin M Isnaeni.
Kasus pertama yakni limbah dari hotel berbintang yang mengganggu kegiatan belajar dan mengajar siswa SDN Antasan Besar 7, dan kasus kedua terjadinya kandasnya kapal yang mengangkut high sulfur fuel oil (HSFO) terjadi di muara sungai Alalak Berangas Kabupaten Batola dan meluber mengalir sepanjang aliran hingga masuk kota Banjarmasin.
Isnaeni mengatakan, kedua kasus itu memang sudah ditangani, namun setelah hebohnya pemberitaan dan laporan masyarakat. “Setelah ada laporan baru ditindaklanjuti, mestinya jangan sampai masyarakat resah dan ribut, ada upaya pengawasan serta mengantispasi cepat,” ujarnya, Rabu (17/8).
Demikian juga dengan limbah minyak dari kapal tersebut yang kini pencemarannya masuk ke Sungai Awang, Kelurahan Sungai Andai. Isnaeni khawatir limbah itu terus meluber dan mencemari sungai kota Banjarmasin. Pastinya ini sangat mempengaruhi kualitas air sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga Banjarmasin.
“Soal pencemaran sungai ini, kita menjadi khawatir bahwa pencemaran akan mempengaruhi terhadap kualitas air sungai yang selama ini menjadi sumber air baku air minum warga Banjarmasin,” katanya.
Politisi Partai Gerindra ini berharap, DLH tanggap dalam mengantisipasi dan menindak terhadap pelaku pencemaran lingkungan. “Kami ingin tahu sejauh mana penanganan DLH terhadap pelaku pencemaran serta langkah dan antisipasi pencemaran lingkungan,” ujarnya
Isnaeni ingin agar DLH juga memiliki tim untuk mengawasi dan mengevaluasi kepada pelaku pencemaran lingkungan baik perorangan atau perusahaan. “Kalau memerlukan alat khusus untuk mengetahui tingkat pencemaran dan penetralisir limbah sungai maka dewan bersedia mendukung untuk pengadaan alat tersebut,” tukasnya. via