Sabtu, Juli 19, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Kontradiksi Makna Kemerdekaan

by matabanua
15 Agustus 2022
in Opini
0
D:\Data\Agustus 2022\1608\8\rizki alfajri.jpg
Oleh : Rizki Alfajri (Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara UNP)

Hari kemerdekaan sebentar lagi akan kembali diperingati oleh segenap bangsa Indonesia. Yang mana pada tahun ini Indonesia akan berusia 77 tahun sejak merdeka tahun 1945 silam. Perayaan hari kemerdekaan mesti disambut dengan gagap gempita. Mengingat kemerdekaan adalah titik balik bangsa ini untuk bisa menentukan nasib nya sendiri

Kemerdekaan tentu memiliki makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia dan tentunya bagi masa depan sebuah negara. Memperingati hari kemerdekaan merupakan bentuk mensyukuri dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang meraih kemerdekaan baik perjuangan bersenjata maupun diplomasi.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Pentingnya Guru Terlatih Bimbingan Konseling

17 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\18 Juli 2025\8\8\foto opini 1.jpg

Menjamin Kualitas Pangan dari Negara

17 Juli 2025
Load More

Dalam substansinya, peringatan hari kemerdekaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya, menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme, Menyatukan dan mempererat rasa persaudaraan bagi seluruh rakyat, serta memberikan motivasi perjuangan demi menjadi bangsa yang lebih maju di masa mendatang.

Di satu sisi peringatan hari kemerdekaan merupakan sebuah hal positif dan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia untuk ikut merayakannya. Akan tetapi perlu kita sadari bahwa peringatan hari kemerdekaan harusnya bukan hanya sebagai momen seremonial semata. Kita perlu tau apa yang menjadi bagian penting diperingatinya kemerdekaan.

Hal mendasar yang harus diingat ialah kita mempunyai tangggung jawab sebagai warga negara untuk mengisi bahkan mempertahankan kemerdekaan yang dicapai hampir seabad yang lalu. Kita perlu bertanya untuk apa bangsa ini merdeka dan nasib seperti apa yang ingin dicapai kemerdekaan itu.

Jika kita menilik kembali keadaan Indonesia saat ini dan menghubungkannya dengan substansi yang ingin diraih dalam kemerdekaan 77 silam, maka dapat ditarik kesimpulan sejatinya kemerdekaan itu belum benar-benar tercapai. Masih banyak yang menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa ini untuk bisa disebut negara yang sudah tidak dijajah.

Karena dapat kita lihat bahwasanya dalam berbagai aspek Indonesia masih terjajah. Salah satu nya yaitu terjajah pengaruh westernisasi. Westernisasi membuat generasi muda tak bisa mengekspresikan jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Budaya barat yang di promosikan sebagai budaya yang maju ditelan mentah-mentah tanpa filter baik dan buruk.

Disatu sisi westernisasi memang memiliki dampak positif, namun perlu kita sadari bahwa tak semua budaya kebarat-baratan cocok diterapkan di Indonesia. Bahkan terkhusus untuk gaya hidup westernisasi bisa saja menjadi pisau bermata dua, di satu sisi membawa kemajuan berfikir di sisi lain menjajah budaya ketimuran dengan paham liberalnya.

Dalam sudut pandang yang lain, Indonesia juga masih terjajah dalam hal teknologi. Ini dibuktikan dengan tak satupun dari teknologi yang digunakan di Indonesia saat ini adalah buatan bangsa kita sendiri. Hal ini sekilas terlihat sepele, namun pada kenyataan nya kita saat ini Indonesia benar-benar bergantung pada teknologi buatan negara lain baik komunikasi maupun transportasi.

Indonesia juga tercatat dalam data yang dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan 82 juta penduduk sebagai pengguna aktif internet. Namun, walaupun angka pengguna internet di Indonesia dikategorikan tinggi nyata nya tingkat literasi dan inovasi Indonesia dalam transformasi digital tergolong sangat rendah.

Dimana dalam Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemeterian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49 dan menempati perinkat ke-56 dari 63 negara yang dilakukan survei.

Hal ini mengindikasikan ketidakmampuan Indonesia mencapai kemerdekaan berfikir dalam merespon percepatan kemajuan teknologi. Situasi ini juga menggambarkan Indonesia berada di bawah kendali bangsa-bangsa lain yang maju secara teknologi dimana Indonesia dijadikan sebagai pasar menguntungkan dengan kuantitas jumlah penduduk yang banyak.

Dan tentu saja yang tidak kalah penting ialah, penjajahan secara ekonomi. Penjajahan ekonomi yang terlihat bagi Indonesia saat ini sangat banyak mulai dari hutang luar negeri, kepemilikan aset Sumber Daya Alam (SDA) oleh perusahaan asing, serta ketergantungan impor barang pangan yang sejatinya merupakan bentuk penjajahan modern secara ekonomi.

Dalam data yang dirangkum Bank Indonesia, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat sebesar 409,5 miliar dolar AS. Utang luar negeri memiliki bahaya laten bagi kelangsungan sebuah negara merdeka. Sri Lanka adalah contoh nyata negara yang akhirnya terjajah hutang kepada negara lain yang menciptakan krisis ekonomi luar biasa bagi negara tersebut.

Sementara dalam kepemilikan Sumber Daya Alam begitu banyak dikuasai oleh perusahaan asing. PT Freeport, Chevron, Petro China adalah contoh perusahaan yang mempunyai hak atas hasil bumi di Indonesia. Dimana, hal ini disebabkan Indonesia yang belum mampu mengolah hasil bumi secara mandiri.

Indonesia juga tercatat memiliki ketergantungan impor bahan pangan. Salah satunya yaitu impor gandum dari Australia serta banyak lainnya. Hal ini sejatinya merupakan sebuah ironi mengingat Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber pangan dunia dalam skala yang mencukupi.

Kasus-kasus di atas tentu saja bukan merupakan cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan dahulu. Konsep penjajahan sejatinya masih dilakukan kepada bangsa Indonesia. Dimana, negara-negara yang lebih maju seperti Eropa, Amerika dan Cina masih meraup keuntungan dari hasil pasar Indonesia baik dari budaya, teknologi dan ekonomi.

Kemerdekaan tidak bisa hanya dimaknai defenitif sebagai keberhasilan Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945 dalam memproklamasikan kemerdekaan. Juga bukan hanya peralihan status dari negeri jajahan menjadi negara merdeka sekitar hampir satu abad yang lalu. Hal ini tentunya wajib kita hargai sebagai perjuangan para pahlawan meraih kemerdekaan.

Namun, saat ini tentu masih ada tugas yang harus kita panggul bersama-sama yaitu membuat Indonesia benar-benar merdeka dalam berbagai aspek. Bukan hanya dalam pemerintahan nya, akan tetapi juga dalam identitas budaya, teknologi dan tentu saja ekonomi yang hendaknya tidak bergantung lagi kepada negara lain. Dimana ketergantungan itu sendiri merupakan bentuk penjajahan.

Solusi konkrit nya yaitu mengurangi ketidakmampuan bersaing dalam dunia Internasional. Untuk mewujudkan ini perlu ada landasan yang kuat yakni dunia pendidikan. Pendidikan berperan vital dalam upaya mempertahankan kemerdekaan hakiki dalam berbagai bidang. Untuk bisa menjadi negara yang bersaing Indonesia harus dapat membuat pendidikan Indonesia maju.

Selanjutnya perlu ada terobosan kebijakan yang berani dari pemerintah dalam upaya Indonesia bisa menentukan nasib sendiri. Salah satu contoh ialah mengurangi investasi dan nilai ketergantungan Sumber Daya dari negara lain. Indonesia benar-benar harus melihat dan belajar dari krisis ekonomi Sri Lanka yang akhirnya membuat negara itu terjajah penjajahan modern.

Memang, kemerdekaan seharusnya disambut dengan suka cita dan perayaan. Namun, sedini mungkin kita harus berfikir realistis bahwasannya Indonesia masih perlu merdeka dalam hal-hal lain. Dan itu bukan hanya tugas dari pemerintah saja melainkan harus diemban oleh seluruh rakyat Indonesia yang menimati masa kemerdekaan.

 

 

Tags: KemerdekaanKemkominfoKICMahasiswa Ilmu Administrasi Negara UNPRizki AlfajriULN
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA