BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana baik bencana alam maupun sosial hingga 31 Juli 2022 di Kalimantan Selatan, ditaksir mencapai Rp 34,170 miliar.
Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Kalsel H Achmadi, Selasa (9/8) menyebutkan, kerugian bencana sekitar Rp 34,170 miliar itu terdiri atas bencana sosial mencapai Rp 29,080 miliar, dan bencana alam Rp 5,090 miliar.
Madi –sapaan akrabnya– menjelaskan, dari kerugian bencana sosial yakni kebakaran pemukiman penduduk tahun 2022 sebesar Rp 29,080 miliar itu, terbesar dialami Kota Banjarmasin mencapai Rp 8,915 miliar.
Selain itu, Kabupaten Banjar sekitar Rp 3,310 miliar, Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 2,975 miliar, Balangan Rp 2,810 miliar, Barito Kuala (Batola) Rp 2,410 miliar, dan Tabalong Rp 1,960 miliar.
Selanjutnya, Kota Banjarbaru Rp 1,350 miliar, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) Rp 1,325 miliar, Hulu Sungai Utara (HSU) Rp 1,2 miliar, Tanah Laut (Tala) Rp 1,040 miliar, sedangkan tiga daerah lainnya kerugian kurang dari Rp 1 miliar.
Ditanya frekuensi bencana sosial di Kalsel, Madi menyebutkan hingga 31 Juli tersebut, telah terjadi 141 kali kebakaran, yaitu terbanyak di Kota Banjarmasin 35 kali, disusul Kabupaten Batola dan Banjar masing-masing 15 kali.
Kemudian, Kabupaten HST sebanyak 14 kali, Tabalong 12 kali, Kota Banjarbaru sembilan kali, Balangan delapan kali, Tala tujuh kali, Tapin, HSS dan Kotabaru masing-masing enam kali, dan HSU lima kali serta Tanbu tiga kali.
Akibat bencana kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel itu, sebanyak 327 kepala keluarga (KK) atau 1.086 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan dua orang meninggal dunia di Kota Banjarmasin dan Kabupaten HSS.
Selain itu, juga menyebabkan 234 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 15 buah rumah rusak berat, dan 64 buah rumah rusak ringan.
Madi menambahkan, hingga 31 Juli 2022 telah terjadi 43 kali bencana alam di Kalsel meliputi 22 kali bencana banjir, 18 kali angin ribut atau angin puting beliung, dan tiga kali tanah longsor.
Akibat bencana alam tersebut, menyebabkan 17.464 KK atau 59.407 jiwa terdampak, dan dua orang korban meninggal dunia, yakni satu di Kabupaten HSS dan satu di HST. Selain itu, juga mengakibatkan 43 rumah penduduk mengalami kerusakan berat, 69 rumah rusak sedang, dan 146 rumah rusak ringan.
Pada kesempatan itu, Madi mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, baik bencana alam maupun sosial untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalisir risiko akibat bencana tersebut. ani