
BANJARMASIN – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Banjarmasin resmi melantik IMMawan Fahmy Rheza sebagai Ketua Umum IMM Kota Banjarmasin periode 2022-2023, Sabtu malam (6/8).
Hadir dan menyaksikan Wakil Walikota Banjarmasin H.Arifin Noor, Wakapolresta Banjarmasin AKBP Pipit Subiakto SIK MHl, Ketua Umum FOKAL IMM Kalsel sekaligus pendiri yayasan Dhuafa Tersenyum DRM Datu Abie Audah dan Ketua PDM Kota Banjarmasin DR H Maskur MM serta Ketua IMM Kalsel Laili Masruri.
IMM berkolaborasi dengan Bank Kalsel juga menggelar dialog interaktif bersama tokoh tersebut dengan mengangkat tema; Masifikasi kepemimpinan Pemuda Menuju Banjarmasin Baiman Bauntung Batuah (BBB).
Menurut IMMawan Fahmy Rheza, tema tersebut selaras dengan tujuan IMM Kota Banjarmasin ke depan yakni menjadikan generasi muda yang tangguh, kuat, Baiman Bauntung Batuah.
Fahmy menjelaskan, beberapa program kerja IMM kota disusun dengan mengambil potensi-potensi dari visi misi pembangunan kota Banjarmasin yang memiliki motto Baiman Bauntung Batuah.
“Masifikasi bagi IMM adalah Baiman Bauntung Batuah yang merupakan kalimat populer diungkapkan masyarakat lokal Banjarmasin. Dalam era kepemimpinan Banjarmasin saat ini kalimat tersebut diangkat menjadi tujuan pembangunan dan menjadikan misi visi pembangunan terencana,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dari slogan tersebut IMM ingin agar mahasiswa mengambil pos-pos potensial untuk mengembangkan kegiatan pemuda. Seperti Baiman yakni pergerakan mahasiswa IMM back to masque (kembali ke mesjid) agar segala tindak tanduk kehadiran kami dirasakan juga oleh masyarakat, Bauntung dimana IMM menempatkan posisi pada ekonomi dengan karya dan produk yang bisa menghasilkan ekonomi sedangkan Batuah bisa menempatkan posisi IMM agar lebih bermanfaat luas. “Pemuda sudah saatnya mulai bergerak dengan posisi tersebut, segala lini pembangunan bisa digali lagi potensinya,” katanya.
Sementara, Wakil Wali Kota Banjarmasin H Arifin Noor berharap kader IMM dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang pintar dan berakhlak, serta tangguh dalam segala persaingan dunia.
“Banyak orang menjadi pintar namun tak berakhlak, sehingga tak menjadi orang yang berkualitas, sehingga Akhlakul qorimah tetap dituntut,” katanya.
Menurut Arifin, di era yang serba maju dan persaingan dunia ketat, pemuda juga harus lebih cerdas dan berinovasi. Jangan terpaku pada satu pekerjaan dan keahlian namun pemuda ke depan adalah pemuda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Ia berpesan kepada mahasiswa yang tergabung dalam IMM menjadi generasi masa depan yang berkualitas dan tetap menjunjung tinggi berakhlaqul qorimah.
“Mahasiswa juga harus melakukan revolusi mental dimana membangun karakter diri menjadi pribadi yang bermental revolusioner tak bergantung dan mampu membuat daya saing sendiri,” harap Arifin Noor. via