oleh: Imazen Ananda (ASN BPS Kota Banjarmasin)
Pada 15-16 November 2022 di Indonesia akan ada satu perhelatan akbar yang mana Indonesia memegang peran penting dengan menjadi Presidensi G20 2022 . G20 tidak memiliki sekretariat tetap, maka fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota. Serah terima kepresidensian ini dilakukan pada akhir KTT Roma 30-31 Oktober 2021 yang lalu. Forum G20 adalah forum yang beranggotakan 19 Negara utama dan Uni Eropa (EU) yang terdiri terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa. Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif (kominfo :2021).
Peran nyata G20 sangat banyak antara lain : Pertama, yaitu Penanganan Krisi Keuangan Global 2008 yang lalu, dimana G20 mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF, serta berbagai development banks utama. G20 dianggap telah membantu dunia untuk mendorong reformasi penting di bidang finansial. Kedua adalah melakukan kebijakan Pajak, yaiu pada 2012 G20 bersama-sama dengan BEPS (Base Erosion and Profit Shring), saat ini 139 negara berusaha dan bekerja sama untuk mengakhiri pajak. Ketiga, berkontribusi secara nyata dalam penanganan Pandemi Covid-19, yaitu dengan penurunan bea dan pajak impor, penangguhan pembayaran utang negara yang berpenghasilan rendah, obat-obatan terutama untuk obat Covid-19, vaksinasi untuk penanganan pandemi covid-19.
Dengan mengusung tema “Recover together, Recover Stronger” Indonesia berkesempatan untuk menyuarakan seruan kepada seluruh pihak dari segala lini tanpa terkecuali untuk pulih bersama dan menjadi lebih kuat serta berkelanjutan. Recover adalah pulih dari segala bentuk kesakitan, keterbatasan, kesempitan, yang dikarenakan wabah pandemi covid-19. Ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 ini sangat terasa dalam semua aspek kehidupan, terutama di bidang ekonomi. Pilar Presidensi G20 Indonesia 2022 ini adalah :Pertama, yaitu dengan memperkuat Lingkungan kemitraan.
Kedua, mendorong keproduktivitasan. Ketiga, meningkatkan ketahanan dan stabilitas. Keempat, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Kelima, kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat. Indonesia sangat memahami tantangan dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi ini, dan bekonsentrasi untuk melaksanakan tiga pilar utama untuk Kepresidenan G20 2022 yaitu : mempromosikan produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas serta mendukung penuh pertumbuhan yang berkenlanjutan dan inklusif.
Melalui pilar-pilar tersebut, Indonesia akan terus memimpin usaha di dalam memastikan akses yang adil terhadap pemberian vaksin COVID-19 yang harus dilakukan kesemua warga negara Indonesia tidak terkecuali, mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi UMKM dan ekonomi digital. Melalui pilar-pilar tersebut, Indonesia akan terus memimpin usaha di dalam memastikan akses yang adil terhadap vaksin COVID-19, mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi UMKM dan ekonomi digital (Sindonews, November, 2021). Hal ini juga sebagai momentum unjuk gigi, bahwa Indonesia bisa menjadi salah satu fokus perhatian dunia yaitu dengan menunjukkan kepada dunia berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia, yang menjadi titik awal pemulihan pelaku ekonomi pasca pandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor : 16 Tahun 1997 tentang Statistik, ini mengamanatkan Badan Pusat Statistik untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik. BPS pada program kerja regulernya dalam hal ini, secara tidak langsung turut serta untuk mendukung terwujudnya 3 pilar yang difokuskan oleh pemerintah Indonesia. Yaitu dengan melakukan pendataan pada sektor industri kecil yang sesuai dengan karakteristiknya yaitu industri mikro dan kecil (IMK).
Dengan tetap bertahannya industri mikro dan kecil (IMK), merupakan indikator keberhasilan investasi industri. Keberhasilan investasi industri dalam menggerakkan sektor industri kecil sangat relevan dengan karakteristik Industri Mikro dan Kecil (IMK) yang memiliki fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat (Azrin, 2004). Guna memenuhi kebutuhan data industri manufaktur BPS secara berkala menyelenggarakan VIMK Tahunan 2022 triwulan dan VIMK 2022 Tahunan (VIMK : baca Survey IMK, red). Pada BPS Kota Banjarmasin VIMK 2022 Tahunan diadakan mulai Akhir Juli 2022 (dimulai dengan pelatihan pencacah dan pengawas). Pendataan/pencacahan VIMK 2022 Tahunan ini meliputi sektor industri makanan dan minuman, sektor industri tekstil dan busana, sektor industri otomotif, sektor kimia, elektronika, farmasi, serta sektor industri alat kesehatan.
Setali tiga uang dengan perwujudan pilar G20 2022, keberhasilan investasi industri ini juga mensupport gerakan Revolusi Industri 4.0 yang memberi peluang kepada Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia. Kementerian Perindustrian Airlangga Hartarto, berkeinginan dalam mengimplementasikan “Making Indonesia 4.0” diharapkan adanya keterlibatan penuh dari institusi pemerintahan, asosiasi industri dan pelaku usaha pada khususnya, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan. Pada pencacahan/pendataan survei VIMK 2022 Tahunan ini, diharapkan semua pemangku kepentingan yang sudah tersebut diatas tadi, agar mendukung/support dengan memberikan data-data yang benar dan jelas kepada pencacah/petugas IMK 2022 ini.
Survei VIMK 2022 Tahunan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota didaerah potensi seluruh provinsi di Indonesia yang mencakup perusahaan/usaha mikro dan kecil untuk setiap triwulan. Dengan sasaran pencacahan/pendataan meliputi perusahaan/usaha industri mikro dengan banyaknya tenaga kerja 1-4 orang dan industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang termasuk pengusaha/pemilik (Sony Jali, 2017).
Data-data yang dihimpun dalam VIMK Tahunan 2022 ini yaitu a. Keterangan Umum Usaha/Perusahaan yang terdiri dari : (1). Identitas usaha/perusahaan seperti nama, alamat lengkap, telepon/handphone/faksmili dan email/usaha/perusahaan; (2). Identitas pengusaha/penanggung jawab usaha/perusahaan seperti nama, umur dan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan; (3). Kegiatan utama dan sifat usaha/perusahaan; (4). Status badan hukum/usaha/perijinan dan pencatatan keuangan;(5) jenis dan status kepemilikan tempat usaha; (6). Kepemilikan peralatan produksi utama; (7). Tahun mulai beroperasi/berproduksi secara komersial; (8). Keanggotaan asosiasi/paguyuban, koperasi dan sentara industri (VIMK, 2022). b. Keterangan Khusus Usaha/perusahaan meliputi: (1). Penggunaan teknologi informasi berikut platform; (2). Sertifikasi dan Inovasi; (3). Sumber Perolehan Air; (4). Kendala/kesulitan, kemitraan,pelayanan dan bantuan; (5) Jenis bimbingan/ pelatihan/ penyuluhan (Modul VIMK, 2021)
Untuk di kota Banjarmasin, indikator VIMK 2022 Tahunan yang diadakan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasillan industri mikro dan kecil pasca dampak pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin. Ini penting dalam upaya pengembangan sektor industri sehingga dihasilkan basis data industri mikro kecil yang berkualitas bagi pembuat kebajikan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro di Kota Banjarmasin.
Untuk mewujudkan pilar G20 2022, pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong keberlanjutan ekonomi yang inklusif melalui keberadaan UMKM. Untuk itu data-data usaha/perusahaan mikro dan kecil dari responden pelaku usaha IMK ini sangat diperlukan oleh pemerintah Indonesia, agar dapat menarik minat investasi dari para investor yang berminat menanamkan sahamnya atau memberi kucuran bantuan dana dalam membantu perputaran perekonomian usaha mikro dan kecil di Indonesia.
Geliat keberlangsungan ekonomi dalam UMKM ini sudah mulai terlihat, yaitu dengan naiknya sekitar 61% ekonomi nasional dan mampu menyerap 97% tenaga kerja, demikian disampaikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ini membawa angin segar ada perekonomian Indonesia, sehingga untuk kedepannya diharapkan hasil UMKM Indonesia mampu menembus pasar Internasional sehingga menjamin keberlangsungan ekonomi UMKM secara berkesinambungan.