
BANJARMASIN – Sebagai upaya untuk memberikan pemahaman serta menguatkan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia/MPR RI Habib Hamid Abdullah S.H., M.H. kembali sosialisasikan empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 150 orang peserta yang merupakan warga Kecamatan Bajarmasin Tengah, terdiri dari berbagai latar belakang dan profesi.
Mengawali paparannya, Habib Hamid menjelaskan tentang bagaimana proses dan sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.Dimulai dari ide dan gagasan Bung Karno yang disampaikan dalam pidato di sidang kedua BPUPKI.
Kemudian disempurkanan melalui panitia sembilan yaitu Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, KH Agus Salim, KH Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis, dan Achmad Soebardjo, hingga akhirnya disepakati dan lahirlah Pancasila yang kita kenal sekarang.
“Kita sebagai bangsa patut bersyukur memiliki Pancasila, bagaimana dulu ketika para pendiri bangsa telah berhasil merumuskan dan meletakkan lima asas sebagai pondasi bernegara sehingga sampai detik ini kita tidak mudah tercerai berai, bisa saling menghargai dan hidup berdampingan dalam aneka perbedaan dan keragaman suku, bahasa, maupun agama” ujar Habib di Auditorium RRI Banjarmasin pada Sabtu (30/07).
Di samping itu, Habib Hamid juga menguraikan lebih jauh terkait konstitusi negara UUD 1945, yang mana dalam perjalanannya telah mengalami empat kali amandemen.
Habib berharap bahwa tujuan negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat tercapai dengan baik dan rakyat Indonesia semakin terbebas dari belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan serta hidup damai, penuh keadilan dan kemakmuran.
Sebagai penutup, Habib Hamid menekankan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam 4 Pilar Kebangsaan sudah sepatutnya bisa dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga sebagai bangsa yang berdaulat, Indonesia semakin siap dan mampu menghadapi kemajuan serta persaingan global.Acara kemudian diakhiri dengan sesi dialog, memberikan ruang dan kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan saran, masukan ataupun pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan dan hal-hal lain yang relevan dengan kondisi kebangsaan sekarang.rds