Oleh : Mahrita Julia Hapsari (Komunitas Muslimah untuk Peradaban)
Pemandangan Sri lanka hari ini sungguh sangat memiriskan hati. Antrian BBM yang panjang dan berhari-hari. Sulitnya mendapatkan gas elpiji. Listrik padam dalam waktu yang lama. Bahkan akses kesehatan menjadi teramat mahal. Ada balita yang meninggal karena tak tertangani dengan cepat, tersebab minimnya obat-obatan. Ada bayi yang meninggal karena kurang gizi, tersebab susu dan sejumlah bahan pangan harganya naik drastis.
Perekonomian Sri Lanka terus memburuk hingga bisa dikatakan negeri ini mengalami krisis yang sangat serius. Utangnya mencapai $ 51 Miliar dan tak mampu membayar bunganya. Sebagian besar pinjaman dikucurkan oleh IMF. Suatu lembaga yang juga pernah menjungkalkan perekonomian negeri ini di tahun 1998 lalu. Nilai mata uangnya pun terperosok hingga 80%. Nilai tukar yang lemah ini membuat harga makanan melonjak hingga 57%. Dan parahnya, kini negara itu tidak memiliki cukup uang untuk mengimpor bbm, susu, gas elpiji hingga kertas toilet.
Penguasa negeri itu pun membuat kebijakan yang memperburuk kondisi ekonomi Sri Lanka. Diantaranya, penerapan pajak terbesar sepanjang sejarah Sri Lanka. Akibat pajak yang tinggi, investor pun kesulitan membayar dan meminjam dana dari bank. Ujung-ujungnya mereka kabur dari Sri Lanka.
Gurita korupsi juga membelit negeri ini. Para pejabat negeri sibuk memperkaya diri sendiri. Sementara rakyatnya dibiarkan menderita, berjuang sendiri memenuhi hajat hidupnya. PBB memperkirakan 9 dari 10 keluarga akan kesulitan untuk makan sehari-hari. Dan sekitar 3 juta penduduk hidupnya tergantung pada bantuan kemanusiaan. Untuk mengatasi masalah tadi, pemerintah Sri Lanka memberikan libur selama 3 bulan agar penduduknya bisa menanam makanannya sendiri.
Sepanjang sejarah peradaban kapitalisme, telah banyak negara yang mengalami gagal bayar utang dan berujung bangkrut. Di antaranya, Zimbabwe, Nigeria dan Pakistan yang gagal bayar utang ada Cina.
Jika suatu negara megalami gagal bayar utang, negara akan kehilangan kepercayaan dari investor. Akibatnya, pasar saham menjadi kacau, padahal pasar saham adalah salah satu urat nadi sistem ekonmi kapitalisme. Selanjutnya, lembaga keuangan akan mengalami kegagalan mengantisipasi berbagai kondisi buruk dan bergerak seperti efek domino.
Dampak selanjutnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Banyak para pelaku bisnis dan pabrik yang tutup. Kebutuhan barang dalam negeri harus sepenuhnya impor dari luar negeri. Karena negara sangat mengandalkan impor untuk bertahan hidup dan ekspor pun terhenti. Harga barang pun melonjak naik karena barang langka dan impor dari luar negeri sementara nilai mata uang anjlok.
Badai pengangguran pun menghantam masyarakat akibat tutupnya pabrik dan pelaku bisnis. Banyak keluarga yang tak mampu memenuhi kebutuhan vital hidupnya akibat melonjaknya harga barang ditambah lagi kehilangan pekerjaan. Akibatnya kriminalitas pun meningkat di tengah masyarakat.
Ancaman gagal bayar utang adalah hanya sebagian contoh buruk dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Bagi negara pengusung ideologi kapitalisme, utang luar negeri yang diberikannya merupakan alat untuk memaksakan tujuan kebijakan politik ekonomi. Tujuannya memberi utang adalah untuk menancapkan dominasi mereka dan sebagai alat penjajahan di negeri lain.
Negeri-negeri yang dijajah secara ekonomi tidak pernah bisa keluar dari utang ini. Sumber pinjamannya pun hanya dua pilihan yaitu negara kapitalis atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Konsekuensi dari dua pilihan itu pun sama yaitu tunduk dan menyerahkan kedaulatan negeri kepada pemberi pinjaman.
Jadi, selama masih bercokol sistem kapitalisme, maka kebangkrutan suatu negeri tak bisa dihindari. Satu-satunya sistem yang mampu menghindarkan negara dari kebangkrutan dan membebaskan masyarakat dari kesengsaraan hanyalah sistem Islam. Penerapan syariat islam kafah akan mengundang keberkahan bagi negeri, sebagaimana janji Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 96. Maka, tidak ada pilihan lain bagi yang menginginkan kebaikan bagi negerinya untuk mempelajari sistem Islam sebagai jalan keluar dan berjuang untuk menegakkannya.
Untuk menghindari negara bangkrut, maka sistem Islam kafah akan melakukan beberapa hal berikut. Pertama, memastikan tidak terlibat dengan sistem riba dalam bentuk apapun. Dengan seperti itu akan tertutup 100% kemungkinan tumpukan utang seperti saat ini.
Kedua, tidak terlibat dengan pasar uang dan turunannya yang sangat rentan rusak dan memberikan efek domino kerusakan pada perekonomian nasional.
Ketiga, menjadi negara berdaulat dalam mengelola kepemilikan dengan pembagian kepemilikan yang jelas dan tegas. Hal ini akan menututp celah ketidakterserapannya sumber pemasukan negara. Diantara kebijakannya adalah larangan kepemilikan SDA oleh swasta. SDA merupakan milik umum maka negara wajib mengelolanya, sehingga semua hasilnya dapat masuk kas negara untuk kemaslahatan masyarakat.
Keempat, memastikan fungsi negara selalu menjadi pelayan rakyat. Para pejabat publik strategis akan diawasi agar tidak membuat kebijakan yang tidak relevan dengan prinsip pelayanan. Tujuannya agar menghndari praktik korupsi yang merugikan negara.
Kelima, sejak awal negara berlepas tangan dari lembaga-lembaga internasional yang membawa agenda penjajahan. Negara akan menolak semua rekomendasi dan tidak tunduk kepada lembaga-lembaga tersebut karena telah menjadi negara mandiri dan memiliki kekuatan diplomasi serta militer negara yang siap mengawal.
Keenam, membuat anggaran dengan efisien dan audit yang ketat. Hal tersebut untuk menjaga agar kebutuhan primer senantiasa terpenuhi dan tidak banyak pengeluaran anggaran untuk kebutuhan yang bersifat sekunder. Semua langkah tersebut bisa terwujud dalam sistem kepemimpinan Islam yang disebut Khilafah. Wallahu a’lam []