
BANJARMASIN – Proyek pembangunan Jembatan Sulewesi Banjarmasin mulai dikerjakan pada Rabu (27/7) ini. Uji coba pengalihan arus lalu lintas di kawasan tersebut, dilakukan pada Selasa (26/7) pagi.
Namun, dari uji coba pengalihan arus lalu lintas tersebut ternyata tidak berjalan mulus, karena sempat menimbulkan kemaceta.
“Ada sejumlah kendaraan khususnya roda empat yang tidak bisa menanjak. Alhasil kemacetan sempat terjadi,” ungkap Kepala Bidang Lalu Lintas di Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin, Febpry Ghara Utama.
Ia mengatakan, kendala yang terjadi karena oprit jembatan yang terlalu tinggi. Baik dari arah Masjid Jami menuju Jalan Sulawesi atau pun sebaliknya.
Dengan dimulainya proyek jembatan sulewesi tersebut, maka akses utama yang bisa dilintasi hanyalah Jembatan Sulawesi I, yang diberlakukan dua jalur.
Baik kendaraan yang datang dari arah Masjid Jami menuju Jalan Sulawesi, atau kendaraan yang datang dari arah sebaliknya.
Febpry menjelaskan, untuk skema pengalihan arus lalu lintas, bagi warga yang datang dari kawasan Kampung Arab (Antasan Kecil Barat) yang hendak menuju Jalan Sulawesi, diminta untuk berbelok ke kiri.
“Atau, bisa pula menaiki Jembatan Sulawesi I terlebih dahulu. Kemudian, berputar balik ke jalan sebelum kawasan Masjid Jami. Untuk berputar balik, di situ cukup lebar jalannya,” jelasnya.
Sedang bagi pengendara dari arah Sungai Miai yang hendak ke Jalan Sulawesi, diminta berbelok ke kanan atau ke kawasan Masjid Jami dahulu sebelum menaiki Jembatan Sulawesi I.
“Melihat dari hasil simulasi pengalihan arus lalu lintas hari ini, kami akan menambah papan pemberitahuan,” ungkapnya.
Febpry menjelaskan, saat pengalihan arus lalu lintas tersebut, satu regu personel dishub ditugaskan berjaga di lokasi pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari. Personel, standby di sisi kawasan Masjid Jami, dan Jalan Sulawesi.
Ia mengimbau, para pengguna jalan agar menghindari atau memerhatikan jam-jam sibuk di kawasan tersebut. “Misalnya, pagi hari itu mulai pukul 06.30 hingga 08.30, itu padat sekali,” ucapnya.
Kemudian, khusus bagi pengemudi kendaraan roda empat atau lebih, ia mengimbau agar memastikan kembali kelayakan unit kendaraan.
“Skill mengemudinya saat berada di tanjakan juga diperhatikan. Karena tidak sedikit mobil yang kesulitan menanjak lalu terhenti. Ini membuat kemacetan,” pungkasnya.
Furqon, salah satu warga Jahri Saleh yang melintasi pengalihan jalur di Jembatan Sulewesi II, mengakui mengalami kesulitan saat menanjak. Hal itu disebabkan tingginya tanjakan yang dilintasi, ditambah dengan adanya kemacetan di jalur tersebut.
“Notor saya itu sempat mati, karena koplingnya sering ditarik ulur saat menanjak,” ujarnya. Dwi