KEPALA Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi menjelaskan, ketiga cucu Kakek Sutadi masih bersekolah di SDN Sungai Miai 5, dekat rumah bersangkutan.
“Memang mereka tidak bersekolah beberapa hari, karena dilarang ibunya. Tapi tidak berhenti sekolah. Ketiga anak itu lagi sakit kulit, seperti cacar yang menular,” ujarnya.
Nuryadi menyampaikan, ketiga cucu Kakek Sutadi mendapatkan bantuan menempuh pendidikan, bahkan memiliki wali asuh untuk membiayai keperluan sekolah mereka.
“Saya juga akan usahakan ketiganya dapat Kartu Indonesia Pintar (KIP), karena sudah sangat layak mendapatkan itu,” ujarnya.
Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Kota Banjarmasin Amrullah menyampaikan untuk bantuan sosial bagi Kakek Sutadi pada tahun 2021 memperoleh program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan dana Rp 600 ribu per tiga bulan.
“Tahun ini stop, karena pengalihan data dari Disdukcapil kota ke Kementerian Sosial, hingga tidak masuk data bayar,” ujarnya.
Untuk rumah KAkek Sutadi, sebenarnya kata Amrullah, Dinsos memiliki program perbaikan rumah tidak layak huni atau disingkat Rutilahu.
“Tapi syarat rumah Kakek Sutadi ini tidak terpenuhi, karena berada di bantaran sungai, termasuk kepemilikan lahan sah,” terangnya.
Lurah Sungai Miai Gusti Ikromi Akbar mengatakan, sebelum viral kisah kehidupan Kakek Sutadi di media sosial saat ini, pihaknya sudah melakukan kunjungan ke rumahnya.
Bahkan, ucapnya, bantuan pun disalurkan, termasuk sandang pangan hingga perbaikan sedikit kondisi rumahnya.
“Bahkan sempat mau menjalin kerjasama dengan teman saya yang memiliki program sedekah beras untuk memasukkan bagi Kakek Sutadi ini,” ujarnya.
Dia menyatakan, penanganan terhadap Kakek Sutadi memang membutuhkan perhatian khusus, karena tidak serta merta harus melalui program pemerintah, karena terkendala aturan seperti perbaikan rumahnya, hingga perlu uluran tangan dari pihak lainnya.
“Kita berupaya semaksimal mungkin menangani ini,” ujarnya. Ant