
Bagi dunia anak Indonesia, tanggal 23 Juli 2022 menjadi moment yang special karena merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Peringatan HAN ini selalu dirayakan setiap tahunnya sebagai wujud kepedulian dan perhatian terhadap anak-anak di seluruh Indonesia.
Dilansir laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI tema HAN 2022 adalah ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’. Tema ini dipilih berkaitan dengan kondisi Indonesia yang saat ini masih dalam suasana pandemi yang belum sepenuhnya pulih sehingga kita semua masih harus selalu menerapkan protokol kesehatan.
Bagi dunia anak yang saat ini hidup di era teknologi digital dengan internet tentunya sangat familiar dengan berbagai perangkat digital seperti handphone, laptop, dan smartphone lainnya. Perangkat tersebut ada di mana-mana dan anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native di mana mereka sudah mengenal media elektronik dan digital, bahkan sejak lahir. Jika dimanfaatkan dengan baik, internet dapat menjadi sarana mencerdaskan, karena menghubungkan anak dengan berbagai sumber informasi. Anak dengan mudah mencari bahan untuk menulis tugas sekolah, berhubungan dengan teman, bermain game, dan mengikuti tren terkini.
Sebuah riset Google bersama dengan lembaga riset Fluent akan “Digital Wellbeing” tahun 2019 menunjukkan bahwa 1 dari 3 pengguna internet adalah anak-anak. Internet membuka banyak peluang untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi. Di saat yang sama, hal ini membuat anak-anak menghadapi risiko yang juga dihadapi orang dewasa. Buktinya, riset yang sama menunjukan bahwa 83 persen orang tua di Indonesia khawatir anak mereka terpapar konten yang tidak pantas atau berbahaya saat menggunakan teknologi digital. Oleh karena itu, anak dan orang tua harus cerdas dalam memanfaatkan media digital dan menghindari efek negatifnya.
Salah satu program yang perlu diketahui dalam upaya membangun anak yang cerdas berinternet adalah Tangkas Berinternet sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google dan bertujuan untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak-anak. Program ini memuat beberapa materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, dan permainan berbasis web yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.
Saat ini, program Tangkas Berinternet sudah semakin banyak digunakan oleh sekolah-sekolah di berbagai negara di dunia. Program ini juga dikemas secara menarik dan atraktif sehingga tentunya akan mempermudah pembelajaran. Contohnya, Interland, yang merupakan game online interaktif yang dapat dimainkan di rumah. Bagaimana pun juga, rumah akan selalu menjadi tempat belajar utama bagi anak-anak, begitu pula dalam mempelajari kebiasaan online yang sehat. Karena itu, peran orang tua sangat besar untuk membimbing anak dalam menggunakan internet dengan baik dan bijak.
Program ini sangat penting untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak-anak dengan memberikan media pembelajaran untuk guru dan orang tua terkait literasi digital. Kita berharap dengan program ini dapat menghasilkan langkah-langkah positif untuk melindungi anak di internet, memberikan pencerahan, inspirasi, dan mendorong inovasi bagi kita semua. Kita (orang tua) harus dapat lebih terbuka dan melatih anak-anak untuk tidak hanya siap dalam menghadapi era digital dan Industri 4.0, tapi juga tangkas dalam berinternet agar sukses di era digital ini.
Banyak aspek penting yang dikuatkan dalam program Ketangkasan Berinternet sebagai bentuk gerakan bersama untuk membantu memaksimalkan yang terbaik dari teknologi untuk anak-anak dan keluarga, sekaligus meminimalisir risikonya. Ada 5 aspek penting yang harus diperhatikan agar anak tangkas berinternet, yaitu:
1. Cerdas. Hati-hati dalam berbagi, pertimbangkan baik-baik konten apa dan dengan siapa si anak membagikannya. Anak juga harus memahami konsekuensi yang muncul karena berbagi, serta menyimpan informasi yang sangat sensitif untuk dirinya sendiri.
2. Cermat. Jangan mudah tertipu, harus diketahui cara membedakan antara yang asli dan yang palsu, pahami phising dan cara melaporkannya, dan kenali tanda-tanda kemungkinan scam. 3. Tangguh. Jaga rahasia dan bertanggung jawablah untuk melindungi informasi yang penting. Anak juga harus membuat sandi yang unik dan kuat namun mudah diingat, seperti menggabungkan huruf besar-kecil, angka, dan simbol.
4. Bijak. Anak harus bisa memanfaatkan kekuatan internet untuk menyebarkan hal positif, memblokir perilaku tak pantas di internet, dan mau melawan serta melaporkan perundungan setiap kali ia melihat atau mengalaminya.
5. Berani. Selalu bertanya jika ragu dan menemukan hal yang membuatnya merasa tak nyaman. Beranikan diri dan hubungi orang yang dipercaya dan dapat membantu, seperti guru, kepala sekolah, atau orang tua. Jangan takut jika menerima pesan atau komentar menyeramkan dari orang asing. Tunjukkan kepada orang dewasa yang dipercaya, lalu blokir dan laporkan si pengirim pesan.
Kita semua tentunya berharap dengan dimilikinya 5 aspek ketangkasan anak berinternet ini akan membantu para orang tua, guru, dan seluruh elemen masyarakat dalam membangun landasan yang kuat untuk penggunaan teknologi digital secara cerdas, baik dan aman, sehingga Anak-Anak Kita Terlindungi, Indonesia menjadi Maju.