Rabu, Juli 9, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Jarang Dibahas, Covid-19 Ternyata Bisa Sebabkan Penuaan Dini

by matabanua
13 Juli 2022
in Mozaik
0
D:\Data\Juli 2022\1307\11\Halaman 1-11 Kamis\jangan.jpg
(Foto:mb/web)

Covid-19 berdampak pada semua pasien dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu efek yang jarang dibahas adalah penuaan dini, yang dapat disebabkan stres kronis, gaya hidup tidak banyak bergerak, dan kesepian.

Dilansir First For Women pada Selasa (12/7/2022), berikut gejala yang harus diwaspadai setelah sembuh dari penyakit Covid-19.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\6 kebiasaan.jpg

6 Kebiasaan yang Membuat Otak Cerdas, Tak Harus Beli Suplemen Khusus

9 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\10 Juli 2025\11\Halaman 1-11 Kamis\4 kebiasaan.jpg

4 Kebiasaan Buruk Setelah Jam 5 Sore, Awas Bisa Picu Stroke

9 Juli 2025
Load More

1. Penyusutan Otak

Salah satu efek penuaan paling dramatis dari Covid-19 pada tubuh manusia adalah penyusutan otak. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature pada Maret ini, bahkan kasus ringan Covid-19 dapat menyebabkan hilangnya materi otak yang setara dengan satu dekade penuaan.

Biasanya, orang kehilangan sekitar 0,2 hingga 0,3 persen materi otak setiap tahun. Namun, penelitian ini me­ne­mu­kan pasien Covid-19 me­nga­lami kerugian tambahan, di mana ada penyusutan 0,2 hingga 2 persen dari ukuran otak dalam tiga tahun.

2. Kehilangan Bau dan Rasa

Beberapa kehilangan rasa dan penciuman adalah hal alami seiring bertambahnya usia, terutama setelah 60 tahun. Salah satu gejala Covid-19 adalah gangguan sensorik yang serupa.

Sementara 90 persen dari mereka yang terkena gejala ini membaik dalam waktu empat minggu, beberapa mengalami kehilangan permanen. Satu studi pada 2021 menemukan 700 ribu hingga 1,6 juta orang di Amerika Serikat yang terkena Covid-19 mu­ngkin kehilangan indra pen­ciu­mannya selama enam bulan atau lebih. Hilangnya rasa dalam jangka panjang dapat membuat makanan menjadi hambar, asin, manis.

3. Nyeri dan Kekakuan Sendi

Kita semua tahu persendian lebih kaku dan tulang lebih rapuh seiring bertambahnya usia. Mulai sekitar usia 30 tahun, Anda mulai kehilangan kepadatan tulang dan massa otot, yang dapat menyebabkan ketegangan dan nyeri pada persendian.

Arthritis biasanya me­nye­rang antara usia 40 dan 60 tahun. Sayangnya, tampaknya infeksi Covid-19 dapat menyebabkan nyeri sendi yang sama melemahkan. Sebuah penelitian yang dilakukan di Northwestern University dan dipublikasikan di Skeletal Radiology pada 2021 me­ne­mu­kan Covid-19 dapat memicu tubuh menyerang dirinya sendiri, dengan cara yang menyebabkan masalah rematik.

Studi lain dilakukan para peneliti di Harbin dan Beijing pada Mei ini, yang menyurvei 1.296 orang yang selamat dari Covid-19, satu tahun setelah mereka keluar dari rumah sakit dan menemukan lebih dari 12 persen masih melaporkan gejala rematik. Gejala yang paling umum melibatkan sendi di lutut (38 persen), tangan (25 persen), dan bahu (19 persen).

4. Kehilangan Memori dan Perhatian

Ada semakin banyak bukti bahwa Covid-19 dapat menyebabkan masalah kesehatan kognitif dan mental yang bertahan lama, dengan pasien yang pulih melaporkan gejala termasuk “kabut otak” (pemikiran lambat atau lamban) dan masalah dengan mengingat kata-kata berbulan-bulan setelah infeksi.

Studi melaporkan masalah kabut otak baik pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dan mereka yang tidak. Sebuah studi pada Januari yang diterbitkan seorang peneliti di Jerman menunjukkan, bahkan pasien yang tidak memperhatikan tanda-tanda gangguan kognitif mereka sendiri dapat memiliki masalah dengan memori dan perhatian setelah pulih dari kasus Covid-19 ringan.

5. Rambut Rontok Sementara

Laju pertumbuhan rambut melambat seiring bertambahnya usia, dan helai menjadi lebih kecil dan memiliki lebih sedikit pigmen. Sebanyak 55 persen wanita mengalami kerontokan rambut pada usia 70 tahun.

Namun, infeksi Covid-19 juga dapat menyebabkan kerontokan rambut, sebuah fenomena yang dikenal sebagai telogen effluvium. Ketika seseorang mengalami peristiwa seperti infeksi virus, rawat inap, atau bahkan stres emosional yang signifikan, maka tubuh dapat secara prematur mengubah proporsi pertumbuhan rambut anagen yang lebih besar dari normal ke keadaan telogen istirahat. Sebagian besar kasus ini sembuh dalam tiga hingga enam bulan.rep/ron

 

 

Tags: covid-19Kehilangan Bau dan RasaKehilangan MemoriNyeri dan Kekakuan SendiPenuaan DiniPenyusutan OtakRambut Rontok Sementara
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA