
BANJARMASIN – Kota Banjarmasin masih terancam dilanda banjir rob. Berdasarkan prediksi BMKG, ancaman itu akan terjadi pada tanggal 14 hingga 17 Juli 2022.
BMKG menyebut, banjir rob terjadi akibat fenomena Super Full Moon atau fase bulan purnama, yang bersamaan dengan pasang air laut tertinggi.
Citra satelit altimetri juga menunjukan anomali positif tinggi muka air laut, yang dapat menyebabkan banjir pesisir lebih tinggi.
Pemko Banjarmasin melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan guna menanggulangi ancaman banjir rob tersebut.
“Ini kejadian yang terulang. Kami juga sudah sangat siap. Baik personel maupun peralatan,” ucap Fahruraji, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin, saat ditemui di Balai Kota, Rabu (13/7).
Masih sama seperti kejadian-kejadian sebelumnya, wilayah yang terdampak banjir rob, menurutnya adalah wilayah di pinggiran dan bantaran sungai.
“Misalnya gedung DPRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat yang tidak jauh dari Sungai Belasung,” jelasnya.
Menurutnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD akan berpatroli untuk melihat keadaan dan perkembangan ke wilayah-wilayah yang terdampak banjir rob.
Jika memang diperlukan evakuasi, maka warga akan dikumpulkan di suatu titik yang aman. Bahkan, jika keadaannya darurat, tidak menutup kemungkinan akan didirikan dapur umum.
“Personel TRC kita ada 26 orang, dan kita bagi untuk bekerja secara bergiliran atau shift,” tuturnya.
Ia mengharapkan adanya langkah konkret terkait pembenahan drainase. Meski banjir rob ini sifatnya temporer, diakuinya ada beberapa wilayah genangan yang lembat turun. Misalnya di Jalan Pangeran Samudera, genangan bahkan sempat masuk hingga ke toko-toko.
Terpisah, Kabid Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Rini Wardina juga mengakui, pada saat banjir rob menyebabkan genangan di beberapa kawasan. Khususnya, di kawasan-kawasan di tepian sungai besar.
“Diprediksi genangan terjadi di wilayah tepian Sungai Martapura dan Sungai Barito,” ujarnya. Dwi