
BANJARMASIN – Rencana proyek jembatan apung penghubung antara siring Sungai Baru atau kampung ketupat dengan siring Piere Tendean semakin dimatangkan.
Pada Selasa (12/7), jajaran dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bersama pihak kontraktor dan konsultan, melakukan pengukuran awal ke lokasi pembangunan.
Solikin, Sub Koordinator Teknik Pengairan Muda Bidang Sungai Dinas PUPR Banjarmasin mengatakan, sesuai hasil pengukuran, jembatan penghubung berbahan kubus apung yang akan dibangun sekitar 40 meter dengan lebar 2 meter.
“Kita lakukan pengukuran awal. Lalu hasil pengukuran ini akan kita bawa ke ruang diskusi,” ucapnya.
Tak hanya membangun jembatan apung, pihaknya juga akan menambahkan pagar di kedua sisi jembatan. Gunanya, selain memudahkan saat akan menyeberang, juga untuk menghindari warga tercebur ke sungai.
“Posisi jembatannya nanti akan menyerong. Karena pondasi bawah jembatan Dewi cukup rendah. Kalau kita mepetkan dengan daratan juga terlalu sempit,” jelasnya.
Disinggung mengenai dermaga speedboat yang berada tepat di area proyek, ia menyebut akan dipindah ke lokasi lain selama pembangunan berlangsung.
“Para motoris speedboat sudah kita beri tahu untuk bergeser selama pengerjaan,” pungkasnya.
Sementara, Self Manager PT Rahmat Hidayat, Gusti Ilham menerangkan, proyek jembatan penghubung akan dimulai dalam minggu ini.
Guna kepentingan tersebut, pihaknya juga telah melakukan pemesanan material. Terutama tiga item pekerjaan besar, seperti kayu ulin, pipa baja dan dermaga apung.
“Dermaga apung yang kita pesan berbentuk silinder dan sudah kita pesan dari Bandung,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pengerjaan awal yang akan dilakukan adalah pemancangan kayu ulin. Kemudian pemancangan pipa baja untuk penyangga.
“Ada delapan titik pipa baja yang akan jadi penyangga. Pengerjaan kita targetkan selesai dalam waktu 75 hari kerja. Anggarannya kurang dari Rp 4,5 M, karena ada penawaran,” tukasnya. Dwi