
BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyatakan, pihaknya mendukung penuh program pengendalian perubahan iklim, dan Kalsel siap berkontribusi pada Indonesia’s Folu Net Sink (IFNET) 2030.
“Kita sangat mendukung upaya pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam pengendalian perubahan iklim,” ujar Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar saat membuka gelaran sosialisasi IFNET 2030 di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, Kamis (7/7).
Sosialisasi IFNET 2030 didahului penanaman pohon di kawasan Audatorium ULM Banjarbaru Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar, Plt Dirjen Planatologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Dr Ir Ruandha Agung S, dan Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi.
Folu Net Sink sendiri merupakan upaya menahan kenaikan laju suhu bumi di bawah 1,5 derajat celcius, dan menjadi panduan Indonesia dalam melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Program pemerintah pusat melalui KLHK tersebut, hadir untuk mengendalikan perubahan iklim yang kian cepat akibat emisi karbon, pencemaran lingkungan, penebangan pohon dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Paman Birin —sapaan akrab Gubernur Kalsel—mengatakan, dukungan tersebut hadir dalam bentuk aksi nyata, yakni gerakan Revolusi Hijau yang dimulai sejak tahun 2017.
“Melalui program Revolusi Hijau hingga tahun 2022 ini, Kalsel mampu merehabilitasi hutan dan lahan kritis lebih dari 168 ribu hektare,” ujarnya.
Ia menyatakan, Pemprov Kalsel akan terus menggelorakan gerakan Revolusi Hijau secara berkelanjutan. Apalagi dengan posisi Kalsel sebagai pintu gerbang Ibu Kota negara (IKN) Nusantara, di Penajam Pesir Utara (PPU), Kalimantan Timur.
“Kalsel bertekad menjadi bagian terdepan dalam memberikan kontribusi pemulihan perubahan iklim, melalui gerakan revolusi hijau,” tegasnya.
Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung S mengatakan, akan mendetailkan lagi rencana-rencana strategis IFNET 2030 di sejumlah provinsi, termasuk Kalsel.
“Salah satu upaya nyata yang dilakukan di Kalsel adalah pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta meningkatkan tutupan lahan,” terangnya.
Menurutnya, hal tersebut tengah dilakukan Pemprov Kalsel secara berkelanjutan, salah satunya melalui keberadaan miniatur taman hutan hujan tropis di area perkantoran Pemprov Kalsel di Banjarbaru.
“Saya atas nama pribadi dan institusi pemerintah pusat merasa bangga, karena Provinsi Kalsel sudah memulai kegiatan itu (aksi pemulihan lingkungan) dengan adanya taman hutan tropis,” ucapnya.
Ia menyebutkan, untuk merealisasikan IFNET hingga 2030 tersebut, diperlukan anggaran sekitar Rp 204 triliun. Tentu hal itu tidak mungkin hanya bersumber daya dana pemerintah, sehingga perlu keterlibatan pengusaha dan swasta.
Melalui dukungan dana ratusan triliun rupiah itu, diharapkan mampu mendukung kinerja sektor kehutanan dan menurunkan -140 juta Co.2e hingga 2030, dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Sementara, Ketua Panitia Pelaksana Hj Fathimatuzzahra melaporkan, kegiatan penanaman pohon penghijauan yang dilaksanakan merupakan bagian dari gerakan revolusi hijau, dalam rangka merehabilitasi lahan kritis di Kalsel.
Sosialisasi IFNET 2030 di ULM Banjarbaru ini, itu diikuti secara langsung dan virtual se-kalimantan. adp/ani