BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov, H Nurul Fajar Desira mengikuti webinar Generasi Bebas Stunting secara virtual di Command Center Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Rabu (6/7).
Webinar itu diselenggarakan BKKBN bersama Tanoto Foundation, dalam rangka meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dan kapasitas daerah untuk mempercepat penurunan stunting di wilayahnya masing-masing.
Langsung dari Kota Medan, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo menyampaikan percepatan penurunan stunting terus diupayakan menuju angka 14 persen tahun 2024.
“Pesan khusus Bapak Presiden Jokowi, keluarga-keluarga muda harus menjadi perhatian utama dan dari keluarga mudalah generasi baru lahir dan bisa saja berpotensi mengalami stunting,” bebernya.
Hasto Wardoyo memaparkan jumlah angka stunting dari generasi muda mencapai 24,4 persen. Jika permasalahan stunting bisa diatasi, maka Indonesia sudah mengurangi faktor-faktor pemberat untuk kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Peraturan Presiden (Perpres), rencana aksi percepatan penurunan stunting, tim percepatan penurunan stunting, PKK, bidan, kader, satgas, diharapkan semua bisa digerakkan oleh Bapak Ibu Kepala Daerah,” pesan Hasto.
Hasto Wardoyo juga berpesan agar makanan bergizi untuk ibu hamil dan bayi benar-benar disalurkan dan tepat sasaran. Ia menghimbau agar pemerintah daerah mengecek dinas Kesehatan masing-masing, guna memantau penyaluran makanan untuk ibu dan bayi.
Sebelumnya, Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh pada 29 Juni 2022 lalu turut menjadi momentum pencegahan stunting di Kalsel.
Paman Birin menyebut kehadiran keluarga dalam percepatan penurunan stunting ini sangat dibutuhkan, karena di lingkungan keluargalah keterpenuhan gizi ditentukan.
Ketika setiap keluarga bergerak mencegah stunting, target penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 nanti bukan hal yang mustahil.
Menurut Paman Birin, keterpenuhan gizi bukan hanya berkaitan dengan kemampuan ekonomi suatu keluarga, tetapi juga dipengaruhi kultur dan budaya yang tumbuh dalam lingkungan keluarga.
“Menu makanan dan kebiasaan pengolahan makanan disuatu keluarga juga berpengaruh terhadap keterpenuhan gizi bagi keluarga, khususnya anak-anak,” kata Paman Birin.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan menyebutkan angka penurunan stunting yang harus dicapai untuk memenuhi target di tahun 2024.
“Dengan kasus stunting di Kalsel yang berada pada ranking 6 tertinggi sebanyak 30 persen, jika per tahun bisa turun 8,3 persen, maka target 2024 tersebut dapat terpenuhi dan tentu ini jadi tantangan kita bersama,” paparnya. vio/adpim/ani