
Jakarta – Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva belum menanggung beban berlebihan lantaran baru berpasangan. Namun mereka sukses menggebrak dan memikat dalam periode perkenalan mereka di waktu singkat.
Sejak Greysia Polii sudah memutuskan gantung raket, Eng Hian sudah memiliki sejumlah calon sebagai pasangan berikutnya untuk Apriyani. Fadia jadi salah satu nama yang diplot sebagai calon, namun kemudian rencana debut mereka di Eropa gagal karena Apriyani mengalami cedera dan tidak fit.
Ketika Apriyani/Fadia mulai berpasangan di SEA Games, mereka sukses mengakhirinya dengan medali emas di tangan.
Jejak-jejak sukses Apriyani/Fadia lalu berlanjut ke seri turnamen Indonesia dan Malaysia. Apriyani/Fadia bisa jadi runner up Indonesia Masters, masuk perempat final Indonesia Open, dan pada akhirnya juara Malaysia Open yang masuk dalam kategori Super 750.
Dalam empat turnamen yang diikuti, Apriyani/Fadia mampu mencapai tiga final dan merebut dua gelar bergengsi di tangan.
Apriyani/Fadia tentu tidak diberi beban berlebihan lantaran mereka tengah menjalani masa penjajakan dan adaptasi di lapangan.
Namun yang terjadi kemudian, Apriyani/Fadia menyuguhkan ramalan masa depan yang menjanjikan seiring penampilan impresif mereka di lapangan.
Melihat Apriyani/Fadia di lapangan memang menggoda dan memanjakan mata. Mereka bisa bermain cepat, agresif, dan merupakan ganda dengan tipe menyerang.
Dilihat dari empat turnamen yang dimainkan, perkembangan Apriyani/Fadia sudah terlihat jelas dan gamblang.
Di SEA Games, rotasi antara Apriyani dan Fadia masih masuk dalam kategori berantakan meskipun mereka bisa meraih emas di tangan. Namun hanya dalam kurun waktu singkat, keduanya bisa menjalankan rotasi dengan tepat.
Apriyani juga terbukti bisa menjalani peran sebagai ‘pembimbing’ dan senior di lapangan dengan sangat baik. Peran yang dulu dilakukan Greysia terhadap dirinya, kini bisa dilakukan Apriyani pada Fadia.
Apriyani terus aktif menyemangati Fadia, baik saat mereka dalam kondisi bagus dan terlihat lebih aktif memberikan dukungan ketika mereka berada dalam tekanan.
Fadia pun bisa mengimbangi permainan Apriyani di lapangan penampilan yang mengesankan. Walau dalam beberapa pertandingan terlihat Fadia lebih sering dicecar oleh lawan, hal itu tidak bisa serta merta meruntuhkan keyakinannya.
Fadia bahkan sukses menjawab tekanan-tekanan yang mengarah padanya dengan serangan-serangan yang memukau, baik dari depan ataupun belakang seiring rotasi yang rutin berjalan.
Apriyani Rahayu, right, and Siti Fadia Silva Ramadanti of Indonesia play against China’s Zhang Shu Xian and Zheng Yu during their women’s doubles final match at the Malaysia Open badminton tournament at Bukit Jalil Axiata Arena in Kuala Lumpur, Malaysia, Sunday, July 3, 2022. (AP Photo/Vincent Thian)Apriyani/Fadia berhasil jadi juara Malaysia Open yang masuk kategori Super 750. (AP/Vincent Thian)
Menjalani empat turnamen dengan hasil mengagumkan, Apriyani/Fadia tentu tidak akan semudah itu untuk mengalihkan mata dan perhatian yang sudah terlanjur tertuju pada mereka.
Sejak awal berpasangan, duet Apriyani/Fadia tentu sudah siap dengan sorotan yang akan mengarah mereka. Namun prestasi gemilang dalam empat turnamen awal tak dimungkiri membuat sinar sorotan lebih kuat dan lebih cepat datang. cnn-i/ron