Pendidikan memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Kenyataan yang terjadi dalam proses pembelajaran, guru masih mengejar ketercapaian kurikulum yang begitu padat sehingga seringkali guru mengabaikan kondisi, karakteristik dan potensi peserta didik. Guru lebih mengedepankan transformasi “knowledge” dari pada transformasi “value” sehingga muncul degradasi nilai dikalangan peserta didik dan masyarakat secara umum.
Arah kebijakan pendidikan karakter di Indonesia secara operasional kebijakan tersebut dirumuskan dalam Peraturan Presiden No. 87/2017 tentang “Penguatan Pendidikan Karakter” dengan konten utama pendidikan karakter, terdapat pada Pasal 3 Perpres No.87/2017. Berdasarkan dari Peraturan Presiden No. 87/2017 tersebut, maka Kemendikbud memiliki gagasan untuk mengembangkan platform pendidikan nasional yang mana jiwa utama dalam menyelenggarakan pendidikan ialah pendidikan karakter. Rencana strategis kemendikbud tahun 2020-2024 yaitu menciptakan Pelajar Pancasila dengan pewujudan atas serangkaian kebijakan dalam Merdeka Belajar.
Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan pendidikan karakter menjadi salah satu prioritas dalam Merdeka Belajar. Dia menuturkan fondasi pendidikan karakter hidup dari budaya.
Pendidikan karakter menjadi suatu kunci dalam mempererat pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, sehingga perlu meningkatkan urgensi terhadap pentingnya penerapan pendidikan karakter.
Merdeka Belajar merupakan program pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Merdeka Belajar fokus pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Merdeka Belajar akan mengubah paradigma lama terhadap pendidik sebagai penyampai informasi semata, menjadi pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, pendidik memegang kendali akan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di ruang kelasnya masing-masing.
Pendidik diharapkan menjadi penggerak dalam mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik. Lebih jauh lagi, Merdeka Belajar akan meninggalkan pendekatan standarisasi menuju pendekatan heterogen yang lebih paripurna guna mendorong pendidik dan peserta didik untuk menjelajahi khasanah pengetahuan yang terus berkembang. Pembelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik serta didukung oleh teknologi yang memberikan pendekatan personal bagi progresivitas belajar setiap peserta didik. Dengan model seperti ini, kurikulum yang terbentuk dari program Merdeka Belajar akan lebih fleksibel, berdasarkan kompetensi, fokus pada pengembangan karakter, dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan karakter dalam program Merdeka Belajar juga dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang berarti menguatkan nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan profesi, bakat minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal.
Dalam hal intrakurikuler, penguatan nilai-nilai karakter dapat dilakukan melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran serta metode pembelajaran yang sesuai dengan muatan kurikulum. Sementara itu, kokurikuler dapat dilakukan melalui penguatan nilai-nilai karakter guna pendalaman maupun pengayaan kegiatan intrakurikuler sesuai muatan kurikulum. Di sisi lain, langkah ini juga dapat dilakukan melalui kerja sama antarsatuan pendidikan formal, kerja sama dengan satuan pendidikan nonformal, dan kerja sama dengan lembaga keagamaan atau lembaga Dalam program Merdeka Belajar, langkah-langkah penanaman karakter merupakan hal yang sangat krusial. Seluruh kegiatan yang mendukung pendidikan karakter harus ikut berpartisipasi dan turun tangan. Imbasnya, semua langkah yang dikerjakan akan membuat pembentukan karakter lebih holistik dan saling berkaitan satu sama lain. Implementasi dari penanaman pendidikan karakter ini dapat dilaksanakan melalui pendekatan pendidik dan peserta didik secara langsung melalui kegiatan-kegiatan sekolah, yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler pada setiap jenjang pendidikan.
Pada akhirnya, pendidikan karakter merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan kontrol diri seseorang termasuk peserta didik. Jika kontrol diri seseorang dapat dikembangkan, maka akan melahirkan pula generasi yang mandiri, disiplin, kreatif, bertanggung jawab dan tangguh dalam menghadapi tantangan. Jika memperhatikan skema pendidikan karakter dalam program Merdeka Belajar, maka keberhasilan akan implementasinya akan sangat ditentukan oleh kepiawaian pendidik untuk menjadi inspirasi dan teladan bagi peserta didiknya. Berbagai pola implementasi dari pendidikan karakter juga sangat relevan diterapkan sebagai bingkai program Merdeka Belajar di Indonesia. Implementasi pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan tentu akan membentuk masyarakat yang tidak hanya produktif, tetapi juga pekerja keras, kreatif, inovatif, tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.