Rabu, Juli 16, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Milenial; Untuk Generasi Emas

by matabanua
29 Juni 2022
in Opini
0
D:\Data\Juni 2022\3006\8\8\m budiman.jpg
Oleh: M. Budiman, Ketua Umum HMI IS UNP

 

Sepuluh ribu tahun yang lalu, setidaknya terdapat enam spesies manusia penghuni bumi. Dan pada hari ini hanya terdapat satu. Kita, Homo Sapiens

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\16 Juli 2025\8\master opini.jpg

Ada Hukum Perlindungan Anak, Tapi Mengapa Perundungan Makin Brutal?

15 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Anak Tidak Sekolah Terus Bertambah,Bukti Kegagalan Sistemik Pendidikan

15 Juli 2025
Load More

Bagaimana spesies kita berhasil dalam pertempuran untuk bisa mendominasi? Mengapa nenek moyang kita yang mencari makan berkumpul untuk menciptakan kota dan kerajaan, bagaimana manusia bisa percaya pada tuhan, berbangsa dan memahami hak asasi manusia, mempercayai uang, buku, dan hukum dan diperbudak oleh birokrasi dan konsumerisme. Lalu akan menjadi apa kita milennium yang akan datang.

Manusia sebagai makhluk pemenang dan sebagai penguasa(khalifah) di muka bumi tentu memiliki proses dalam menjadi penguasa dalam rantai makanan. Pada masa dimana manusia belum sempurna dalam menggunakan keahliannya sebagai Homo Sapiens, manusia adalah makhluk yang menjadi mangsa dalam rantai makanan. Tetapi setelah manusia berhasil menemukan api manusia berhasil menguasai rantai makanan dan ini merupakan satu bentuk keberhasilan Homo Sapiens.

Fakta pertama yang akan kita perlu ketahui bahwa manusia pertama kali berevolusi sekitar 2,5 juta tahun yang lalu di Afrika. Hal ini terbukti dengan ditemukannya alat perkakas terbuat dari batu. Kemudian sekitar 2 juta tahun yang lalu sampai 10.000 tahun yang lalu, beberapa spesies manusia mengalami evolusi dan mereka hidup menyebar dari benua Afrika dan Asia.

Tantangan perubahan makanan dan iklim yang masing-masing spesies hadapi sehingga dapat mengubah DNA, tubuh dan otak. Walaupun semua spesies ini berasal dari satu leluhur. Di awal evolusi, spesies manusia berada di tengah rantai makanan sampai 400.000 tahun yang lalu dan tidak melampaui puncak rantai makanan sampai 100.000 tahun yang lalu.

Kalau kita cermati dalam perjalan singkat riwayat manusia maka dapat dipahami sejarah manusia dibentuk oleh tiga revolusi besar: revolusi kognitif(70.000 yang lalu) dimana manusia mulai berimajinasi dalam kehidupan, revolusi pertanian(10.000 tahun yang lalu) dimana manusia sudah bisa menjaga kesedian makanan, dan revolusi ilmiah(500 tahun yang lalu) ketika manusia memiliki gagasan baru tentang alam.

Kemajuan yang terjadi dalam kehidupan Manusia selama masa revolusi kognitif, dimana Homo Sapiens sudah mulai menguasai dunia, hal ini dimulai ketika Homo Sapiens sudah bisa berimijinasi tentang kehidupan, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi . Seperti dalam hal pengetahuan manusia sudah mengenal system hidup dengan cara berkelompok sebagai bentuk pertahan. Kemudian di dalam revolusi pertanian Homo Sapiens sudah bisa cara untuk bertahan hidup dengan menemukan cara menjaga ketersediaan makanan.

Setelah Homo Sapiens menguasai pikiran dan rantai makanan, dan pada revolusi sains disinilah mulai terjadinya spesies manusia yang tidak bisa beradaptasi akan punah dan tereliminasi oleh Homo Sapiens. Maka Homo Sapiens sebagai penguasa di muka bumi.

Refleksi Kehidupan Sekarang

Cicero, seorang filsuf Romawi mengungkapkan siapa yang tidak mengenal sejarahnya akan tetap menjadi anak kecil, dan sejarawan Indonesia Sartono Kartodirdjo menambahkan barang siapa yang lupa sama sekali akan masa lampaunya dapat diibaratkan seperti mereka yang sakit jiwa.

Oleh karena itu dalam kehidupan sekarang manusia berperan sebagai makhluk yang paling berkuasa, namun hal ini belum tentu akan menjadikan ini bertahan selamanya, seperti halnya dalam revolusi prancis dimana tenaga manusia digantikan oleh mesin dan sampai saat ini kita menuju revolusi 5.0, oleh karena itu bisa jadi kita yang akan tereliminasi oleh tenaga mesin.

“Peradaban Akan Berubah Dengan Bertambahnya Penduduk”

Hingga saat sekarang ini Indonesia termasuk Negara yang memiliki bonus demografi atau ledakan penduduk, pasalnya jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding usia non produktif. Dan pada tahun 2030 indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 64% dari total penduduk Indonesia.

Keadaan ini dapat memberikan dampak positif dan dampak negarif , tergantung bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat dalam menyambut kehadiran puncak bonus demografi di tahun 2030 mendatang. Bonus demografi adalah tantangan yang harus bisa dijawab, karena bonus demografi dapat menjadi sebuah bencana jika tidak dipersiapkan dengan matang

Sesuai dengan yang saya katakan diawal tadi dimana manusia akan mengalami perubahan, termasuk dalam hal peradaban, pasalnya peradaban akan berubah dengan bertambahnya penduduk. Artinya ketika jumlah penduduk bertambah maka cara untuk menghadapi kehidupan dan budayanya akan berubah. Jika dulu manusia berburu dulu untuk mendapatkan makanan, maka sekarang dengan jumlah yang selalu bertambah tidak bisa dengan hanya berburu, maka dibutuhkan peradaban baru, dimana manusia mulai beternak dan bercocok tanam.

Saya juga ingin mengajak kita untuk melihat kaitannya dengan bonus demografi serta kearah perkembangan politik Negara kita saat ini. Kalau kita lihat survei bahwa yang akan menentukan hasil pemilu di tahun 2024 adalah generasi milenial dan generasi Z, meski masih terbilang belia dalam politik, namun saya menilai bahwa peran generasi milenial ini tak bisa pula kita nafikan. Peluang generasi milenial di masa yang akan datang di tahun 2024 dapat menjadi salah satu sektor penting dalam panggung demokrasi perpolitikan.

Negara demokrasi menempatkan pemuda sebagai subjek dalam pemerintahan, bukan seperti Negara monarki atau komunis yang cendrung otoriter dan menempatkan pemuda sebagai objek pemerintahan. Karena pemuda sebagai subjek dari pemerintahan maka semakin tinggi partisipasi pemuda di perintahan Negara semakin baik kualitas demokrasi di Negara tersebut. Itu artinya, partisipasi pemuda menjadi salah satu kunci kualitas demokrasi.

Generasi Yang Tercerahkan

Kita semua sudah paham bahwa generasi produktif adalah generasi yang berani mengambil tantangan dalam semua aspek kehidupan terutama generasi yang terpelajar. Mahasiswa adalah generasi dapat kita katakana sebagai generasi yang sangat memberikan pengaruh dalam perubahan. Banyak orang yang menghindar ketika mereka melakukan kesalahan dan menyandarkan bahwa kesempurnaan itu hanya milik tuhan(maha kuasa). Jika kita kaitkan dengan kaum terpelajar (siswa), maka maha yang paling sempurna dalam kaum terpelajar ini adalah mahasiswa. Maka dalam hal ini mahasiswa harus adil sejak dari pikiran apalagi dalam perbuatan dan memiliki peran yang harus berfikir kritis dalam hal untuk menentukan masa depannya.

Kemudian dalam menyonsong bagaimana sebuah peradaban harus berubah kepada arah yang lebih baik maka dibutuhkan sebuah generasi yang memahami akan tugas dan fungsinya sebagai generasi yang tercerahkan. Ada sebuah konsep penerapan untuk menyiapkan suatu generasi penerus bangsa Indonesia pada 100 tahun emas Indonesia merdeka antara tahun 1945 sampai tahun 2045. Indonesia harus sadar bagaimana generasi milenial yang sekarang yang akan berpengaruh dalam 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Menurut amat saya dalam membentuk gerasi yang paham akan perubahan, tentu dari sekarang milenial dan generasi Z memiliki arah yang udah jelas. Karena orang yang belajar dengan tiga ribu tahun maka fikirannya akan merdeka.

Terakhir saya sampaikan Negara Indonesia memiliki lebih banyak gerasi produktif, dan memiliki angka kelahiran tinggi dan sedikitnya angka kematian, artinya semakin lama jumlah penduduk Indonesia akan selalu bertambah. Maka kita harus paham akan pelonjakan penduduk sebagai bonus demografi. Dan seiring jalannya waktu peradaban akan berubah dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sudah siapkah kita akan hal itu?

 

 

Tags: Homo SapiensKetua Umum HMI IS UNPM BudimanMilenial
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA