Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan kajian vaksin virus corona (Covid-19) untuk sasaran bayi di bawah umur lima tahun (Balita).
Budi menyebut putusan vaksin Covid-19 untuk Balita juga mempertimbangkan hasil kajian ahli dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
“Vaksin anak itu kita, BPOM sedang mengkaji Sinovac, yang bisa itu Sinovac, Pfizer, dan Moderna,” kata Budi kepada wartawan di Kementerian Kesehatan, Rabu (29/6), yang dikutip cnnindonesia.
Budi melanjutkan, produsen Sinovac telah mengajukan berkas analisis dan kajian vaksin Covid-19 untuk Balita kepada BPOM. Sementara produsen Moderna dan Pfizer menurutnya belum menjajaki kembali BPOM terkait vaksin Balita.
Baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat FDA telah mengizinkan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak mulai usia enam bulan. Sebagai rincian, vaksin yang digunakan adalah vaksin Moderna untuk anak usia 6 bulan hingga usia 17 tahun. Sementara vaksin Pfizer diperuntukan bagi anak-anak usia 6 bulan hingga 4 tahun.
“Pfizer dan Moderna karena baru keluar itu kalau mau dipakai itu harus diajukan oleh Pfizer dan Moderna ke BPOM. Itu setahu saya belum,” ujar Budi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada pertengahan Juni lalu mengumumkan AS menjadi negara pertama yang mengesahkan vaksinasi Covid- Biden berharap vaksinasi Covid-19 untuk kelompok Balita ini bisa mengurangi angka rawat inap dan kematian anak-anak akibat virus corona di Negeri Paman Sam.
Sementara sasaran vaksinasi yang ditetapkan pemerintah RI saat ini untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) yaitu 208.265.720 orang. Sasaran vaksinasi itu terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun serta usia 6-11 tahun.web