Kamis, September 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Pentingnya Penolakan Normalisasi LGBT

by matabanua
28 Juni 2022
in Opini
0
D:\Data\Juni 2022\2906\8\8\Fajar Algifahri Jofe.jpg
Fajar Algifahri Jofe, Kader muda HMI Komisariat IS UNP

 

Pada tahun 1954 hingga 1972 seorang peneliti perilaku hewan yakni Jhon Coulhan melakukan suatu eksperimen yang bertujuan untuk mengamati perilaku hewan dalam suatu kandang utopia atau surga. Dikatakan kandang surga karena didalam kandang semua makanan dan kebersihan hewan tersebut dijaga dan terus dipasok tanpa henti selama periode penelitian.sehingga dengan segala kemudahan tersebut subjek dapat merasa nyaman dan tenang layaknya hidup disurga. Subjek dalam penilitian ini adalah tikus dan kapasitas dari kandang surga itu ditargetkan mampu menampung 3000 populasi tikus. Namun dalam penelitian tersebut terjadi suatu hal yang tak terduga. Tikus-tikus itu mengalami kepunahan bahkan sebelum mencapai batas maksimum dari target perkiraan kapasitas kandang yakni 3000 tikus. Ketika populasi tikus menyentuh angka 2500 maka sejak saat itu mulai tanda penurunan amgka kelahiran hingga kepunahan tikus tersebut. Padahal masalah pangan,suhu,hingga kebersihan dijamin dan dijaga setiap hari.

Artikel Lainnya

D:\2025\September 2025\18 September 2025\8\8\Ridho Pratama Satria.jpg

Gaya Hidup Sehat dan Oknum-Oknum Kapitalis

17 September 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kurikulum Berbasis Cinta, Solusi untuk Pendidikan Hari Ini?

17 September 2025
Load More

Dalam periode penelitian Jhon Coulhan melakukan eksperimen ini terhadap 25 jenis tikus di kandang yang berbeda. Namun semua kandang itu memiliki satu kesamaan yakni mengalami kepunahan akibat menurunnya angka kelahiran padahal belum menyentuh batas maksimal populasi kandang. Jhon menyimpulkan hal ini sebagai Behavorial sink atau Wastafel perilaku. Karena mau sebersih apapun wastafel atau sebagus apapun wastafel isi dari wastafel itu (air yang dianalogikan tikus dalam penelitian) tetap akan hilang tanpa terisi penuh. 3 poin penyebab perilaku ini adalah strata social. Tata ruang kota. Dan perilaku homoseksual. Tata tuang kota yang buruk membuat tikus tikus tidak merasa aman dan terncam kehidupannya sehingga para tikus hanya menumpuk pada 1 atau 2 sisi saja demi keamanan. Strata social karena muncul para tikus yang berusaha menunjakan kekuatannya untuk membuktikan bahwa dia adalah tikus yang lebih baik dan tikus lain harus tunduk padanya sehingga menimbulkan konflik atasan dan bawahan atau konflik vertikal. Dan perilaku homoseksual timbul karena rasa tidak aman antar jantan betina yang takut karena kondisi strata dan tata tuang yang kota yang buruk membuat keamanan mereka terganggu namun disatu sisi nafsu birafi tak tertahankan maka mereka melakukan tindakan menyimpang tersebut.penelitian ini dikenal dengan istilah Universe 25

Jadi dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kepunahan suatu mahluk hidup tidak hanya disebabkan oleh bencana alam atau perang skala global melainkan dari perilaku social itu sendiri. penelitian cukup banyak menerima kritikan karena disebut-sebut playing god kepada tikus tetapi tidak sedikit juga para peneliti yang berterima kasih karena mengetahui bagaimana cara agar wastafel perilaku ini tidak menyebabkan kepunahan bagi manusia. Dari 3 poin penyebab wastafel perilaku tersebut 2 diantaranya mampu diatasi seperti faktor tata ruang kota yang memumgkinkan kota yang lebih indah dan lebih aman bagi masyarakat. Kemudian factor strata atau kelas social yang lebih adil dan tidak sembarangan dalam memperoleh kekuasaan sehingga konflik sosial vertical dapat diatasi.namun satu faktor yang sangat dihindari dan diatasi adalah perilaku homoseksual atau yang kita kenal dengan LGBT. Perilaku ini sejatinya timbul seperti yang dialami oleh tikus-tikus tersebut, ketakutan akan tikus lain namun nafsu birahi yang tak tertahankan dan apabila sudah masuk kedalam ranah hubungan badan maka dipastikan itu adalah perilaku homoseksual atau LGBT.

Perilaku LGBT sejatinya sudah sangat terlambat untuk dihilangkan atau dimusnahkan karena perilaku ini sudah muncul bahkan jauh sebelum peradaban manusia dimulai yakni 12000 tahun yang lalu. Pada tahun 1953 Albert Kinsey membuat sebuah buku yang menggambarkan bagaimana sulitnya membedakan antara orang yang heteroseksual (suka lawan jenis) sepenuhnya dengan orang yang homoseksual (suka sesame jenis) sepenuhnya. Dia membuat suatu skala bernama skala Kinsey yang memiliki 7 kategori dari 0 hingga 6. Angka 0 melambangkan heteroseksual sepenuhnya dan 6 melambangkan homo seksual sepenuhnya. Uniknya menurut Kinsey jarang ada manusia yang berada di skala 0 atau pun 6. Mayoritas ada didalam skala 1 sampai 5 yang menurut sosiolog Martin S Weinberg dikategorikan biseksual atau suka lawan dan sesame jenis. Namun menurut Kinsey selagi mereka tidak memasuki ranah intim mereka yang berada diskala 1 sampai 5 tidak bias dikatakan sebagai biseksual. Sulitnya menentukan seseorang sebagai bagian LGBT meski dia secara terangan mengakui sebagain bagian dari LGBT membuat kita harus paham bagaimana ancaman yang sangat mungkin terjadi jika LGBT sampai dijadikan sebagai hal normal.

Saat ini perkiraan PBB populasi manusia saat ini tercatat sekitar 8 miliar manusia. Pupulasi ini belum termasuk angka kelahiran yang terus terjadi. Para ilmuwan sepakat bahwa bumi kita memiliki batas paling maksimum untuk menampung manusia hanya 10 miliar saja diliat dari sumber daya yang tersedia yang menyukupi kehidupan dibumi. Bila melewati batas tersebut dapat dipastikan akan terjadi bencana kelaparan hingga kemungkinan perang skala global akan terulang bukan untuk kekuasaan namun untuk perebutan SDA baik pangan atau energi. Namun sebelum itu terjadi sudah ada virus yang akan membuat manusia mengalami wastafel perilaku seperti penelitian universe 25 yakni 1 dari 3 penyebabnya yakni perilaku LGBT atau homoseksual.sehingga virus ini akan membuat manusia punah bahkan sebelum menyentuh angka 10 miliar jika LGBT dinormalisasikan.

Jauh lebih baik manusia mengalami penurunan populasi karena kelaparan dari pada disebabkan karena perilaku homoseksual. Seperti yang kita tau hubungan homoseksual hanya sebatas rasa suka tanpa tanggung jawab yang pasti yakni anak. Meski anak adopsi hubungan kandung jauh lebih baik dan membangun si anak ketimbang hubungan anak angkat. Meski manusia mengalami kelaparan skala global suatu saat nanti namun akhir dari bencana itu manusia bisa mengulang peradaban dari sisa peradaban sebelumnya yang hamper punah. Dari pada perilaku homoseksual yang pasti akan mematikan angka kelahiran dan menghambat angka pertumbuhan penduduk yang menyebabkan miss generation. Pentingnya penundaan bahkan penolakan normalisasi LGBT ialah agar tidak terjadi miss generasi akbiat perbedaan angka kelahiran yang sangat jauh antara generasi sebelumnya yang tidak disebakan oleh bencana tetapi oleh perang dan perilaku LGBT. Sehingga generasi selanjutnya tetap mampu melanjutkan peradabana kita sekaran menjadi lebih baik dan aman serta sejahtera.

 

 

Tags: Kader muda HMI Komisariat IS UNPNormalisasi LGBT Fajar Algifahri Jofe
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA