
BANJARMASIN – Saat ini sektor olahraga sedang berupaya mengembalikan atmosfernya, usai dilanda pandemi Covid-19, salah satunya dalam olahraga basket di Kota Banjarmasin.
Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kalimantan Selatan terus berupaya menggelorakan semangat para pemain basket di daerah setempat dengan berbagai cara, yakni dengan mengadakan kompetisi hingga melaksanakan pembentukan tim yang pembinaannya dimulai sejak usia dini.
Selain itu, para pecinta basket di Kalsel juga turut mendukung program Perbasi dengan membentuk cara sebuah akademi maupun klub, salah satunya yang baru dibentuk saat ini yaitu klub Gazelle Basketball.
Gazelle Basketball sendiri masih berusia sangat muda, yaitu baru berdiri satu bulan lalu.
Kepala pelatih Gazelle Basketball Yhoni Sofian mengatakan, klub tersebut dibentuk untuk membina para pemain muda baik putra maupun putri, dengan rentang usia anak yang masih duduk di bangku SMP dan SMA di Kalsel terutama Kota Banjarmasin.
“Tujuan kami membentuk Gazelle ini agar memberikan wadah bagi para pemain muda, dalam bermain basket. Karena di Kalsel saya lihat sangat minim klub yang membina pemain muda,” ujarnya.
Mantan pelatih Dasatim Tigers itu menjelaskan, selain bertujuan membina para pemain muda, pihaknya juga turut mendukung program Perbasi dalam hal pembinaan.
“Setidaknya kita nanti ada sedikit memberi bantuan dalam mendukung Perbasi, apabila ada kejuaraan daerah maupun nasional di tingkat usia muda,” katanya.
Ia sendiri menargetkan Gazelle Basketball dapat mencetak para pemain muda yang berkualitas bagi Kalsel. Meski hal tersebut tidak mudah dan instan, namun ia percaya apabila para pemain muda mempunyai keinginan yang kuat dan serius, hal tersebut pasti akan tercapai.
“Saya ingin memperkuat akar klub ini dulu. Jadi nanti saat akar itu sudah kokoh, kita siap bersaing dengan klub-klub besar di Kalsel,” ucap Yhoni.
Menurutnya, saat ini anak-anak muda di Banjarmasin tidak mempunyai tujuan dan pengertian dalam basket, contohnya seperti fundamental bermain.
Ia menilai, zaman sekarang anak-anak muda hanya tahu bermain basket saja dengan berkiblat menonton NBA ataupun NBL.
“Mereka hanya bisa fun game saja, tapi saat masuk ke Gazelle banyak yang belum paham dan menguasai fundamental basket. Makanya latihan kita selalu latihan dasar, seperti dribbling, passing, lay up. Kami tidak takut apabila nantinya kehilangan pemain yang merasa bosan dengan pola latihan kami, berapa pun yabg tersisa nantinya, maka itulah yang bakal sukses,” pungkasnya. dwi