
BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyiagakan semua sumber daya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat.
Saat mengecek kesiapan pasukan siaga bencana asap dalam apel di halaman Kantor Sekretariat Daerah di Kota Banjarbaru, Senin (27/6), Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor meminta semua elemen dalam masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan karhutla.
Gubernur menekankan, pentingnya pelibatan semua pihak dalam pelaksanaan penyuluhan, sosialisasi, hingga penegakan aturan, mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Ia mengatakan, kepolisian, TNI, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pelaku usaha, dan masyarakat, harus menyatukan kekuatan dan bahu membahu menanggulangi karhutla, penyebab kerusakan lingkungan, dan kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. “Membiarkan hutan kita terbakar, sama saja artinya membiarkan kerusakan lingkungan,” katanya.
Paman Birin –sapaan akrabnya-menambahkan, perlunya peningkatan keahlian dan keterampilan anggota pasukan siaga bencana asap akibat karhutla.
Pemprov Kalsel menetapkan status siaga kabut asap akibat karhutla dari 15 Juni hinga 15 November 2022, setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyampaikan prakiraan musim kemarau akan bermula Juli, dan mencapai puncak pada Agustus 2022.
Pemprov juga telah menyampaikan surat edaran kepada bupati dan walikota di wilayahnya, agar mengantisipasi potensi karhutla selama musim kemarau.
Menurut Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Syahruddin, tiga daerah sudah menetapkan status siaga karhutla, yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Barito Kuala, dan Kota Banjarbaru. “Kami masih masih menunggu daerah lain,” katanya. Ant