Oleh: Nor Aniyah, S.Pd , Penulis, Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi
Ancaman kesehatan saat ini tidak hanya datang dari pandemi Covid-19 saja. WHO melaporkan kasus hepatitis sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya ditemukan sejumlah laporan kasus hepatitis yang terus bertambah. Bahkan sampai tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
WHO mendapat laporan pertama kali pada 5 April 2022 dari Inggris Raya di wilayah tersebut ditemukan 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan – 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. Kisaran kasus terjadi pada usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Sedangkan di Indonesia sendiri dilaporkan ada 6 anak meninggal dunia akibat Hepatitis Akut ini. Dari keenam kasus tersebut tiga kasus meninggal ditemukan di DKI Jakarta, satu di Tulungagung, satu di Solok, dan yang terakhir di Medan (cnnindonesia.com).
Dilansir dari Bisnis.com pada Rabu, 11 Mei 2022 di Jakarta ditemukan ada 21 kasus baru yang juga diduga hepatitis akut misterius. Dikatakan sebagai hepatitis akut sebab gejala klinis yang ditunjukkan teridentifikasi sebagai hepatitis akut yaitu adanya peningkatan enzim hati, sindrom penyakit kuning akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Ledakan Kasus covid di Shanghai dan munculnya hepatitis misterius yang mengancam jiwa anak mununjukkan bahwa wabah penyakit belum berakhir. Semua negara semestinya mewaspadai dengan langkah cepat dan tepat agar tidak berpotensi menjadi wabah yang meluas. Munculnya hepatitis misterius ini secara global sebenarnya semakin menunjukkan ketidakmampuan sistem sekuler kapitalisme dalam menangani kasus kesehatan.
Sebelumnya saja internasional mengakui bahwa sistem global tersebut chaos menghadapi pandemi covid-19. Alasan ekonomi menjadi pertimbangan setiap kebijakan yang diambil saat itu. Oleh karena itu, jika kasus hepatitis ini masih ditangani dengan model kepemimpinan kapitalisme bisa jadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk jenis penyakit ini bisa meningkatkan.
Inilah gambaran dari kegagalan sistem kapitalisme. Padahal, penyakit ini tidak seganas covid-19, namun secara sebaran saja sistem ini tidak sanggup menangani. Untuk itu publik tidak hanya butuh himbauan-himbauan semata, namun juga pelayanan kesehatan yang terjangkau bahkan gratis.
Kapitalisme adalah sistem hidup buatan manusia yang individualistik. Penguasa pun di sistem ini memang tidak pernah serius dalam menyelesaikan masalah rakyat, termasuk pemenuhan kebutuhan mendasar publik, seperti dalam bidang kesehatan. Lagi-lagi penguasa hanyalah melayani dan menjalankan kepentingan oligarki, tidak melayani dan menjalankan kepentingan umat.
Sungguh sistem kapitalisme telah gagal. Penyakit utama dalam kapitalisme adalah standar hukum yang tidak jelas. Yakni standar yang sekadar bertumpu pada segelintir elite pembuatnya. Akibatnya hukum dan kebijakan mengabdi demi melindungi kepentingan elite penguasa dan pengusaha. Karenanya, umat patut merenung apakah keadaan ini akan terus dibiarkan berlarut-larut? Ataukah ada tekad mengubah semuanya agar menjadi lebih baik? Tentu hanya sistem Islam yang layak diterapkan umat Islam dan warga dunia pada umumnya untuk kehidupan yang penuh berkah.
Islam menetapkan negara sebagai pelaksana syariat secara sempurna, dan terdepan mengambil peran untuk menghilangkan penderitaan umat. Untuk urusan yang lebih luas, dalam Islam kita memahami bahwa berpolitik pun bagian dari ibadah, karena Allah SWT memerintahkan pemimpin untuk mengurus urusan rakyat, termasuk dalam kemaslahatan dan layanan publik harus berdasarkan kaidah-kaidah yang Allah SWT tetapkan, juga mencakup amal-amal politis dalam makna mengurusi urusan umat dengan syariah Islam.
Negara adalah penyedia layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, lapangan kerja kepada umat tidak berdasarkan pada kepentingan ekonomi, melainkan murni pemenuhan hak-hak umat yang telah disyariatkan. Sedangkan semua pemenuhan kebutuhan dasar umat yang menjadi hak dasar untuk hidup akan dijamin pula oleh negara lewat instrumen Baitul Mal, yang diantara sumber pemasukannya berasal dari kemampuan negara dalam mengelola kekayaan dan harta kepemilikan umat. Sesuai konsep syariah Islam, negara memosisikan benar-benar sebagai pelayan umat, bukan dengan cara pandang sebagai pebisnis dalam melayani rakyat sebagaimana dalam sistem kapitalisme. Dalam sebuah ungkapan dikatakan, “Sayyid al-qawm khaadimuhu.” (Pemimpin sebuah kaum adalah pelayan bagi kaumnya).
Tindakan kuratif dan preventif wajib dilakukan semua kalangan baik keluarga, masyarakat dan negara. Namun upaya ini akan terwujud bukan dalam sistem kapitalisme yang berasaskan manfaat. Upaya ini hanya bisa terwujud di dalam sebuah sistem yang menjadikan nyawa sebagai orientasi kebijakannya. Sistem ini tidak lain adalah sistem Islam yaitu Khilafah. Dalam Khilafah kesehatan dipandang sebagai kebutuhan dasar publik yang wajib dipenuhi negara secara mutlak.
Layanan kesehatan dijadikan sebagai instrumen menjaga nyawa manusia tanpa ada unsur komersialisasi sekecil apapun. Jika para ahli melakukan analisis dan menyampaikan hasil temuan serta rekomendasinya, negara akan mengupayakan agar rekomendasi tersebut bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun jika ternyata sudah ada pasien yang terinfeksi Khilafah akan memberikan pelayanan medis hingga pasien sembuh dengan kualitas terbaik. Mulai dari perawatan di rumah sakit, obat-obatan, dokter maupun perawatnya juga alat-alat penunjang selama perawatan semua itu akan pasien dapatkan secara gratis. Khilafah akan membiayai semua kebutuhan ini secara penuh dana tersebut diambil dari kas Kepemilikan Umum Baitul Mal.
Inilah yang akan diwujudkan negara untuk memberikan layanan kesehatan secara optimal sehingga nyawa manusia terjaga. Semua itu bukanlah hanya sekadar teori, karena faktanya Khilafah yang berdiri selama 1300 tahun lamanya mampu memberikan fasilitas kesehatan yang luar biasa. Maka sistem Islam inilah yang pasti akan menjadi solusi atas seluruh problem kehidupan, khususnya bagi negeri ini.