JAKARTA – Meroketnya harga cabai membuat pelaku usaha warung makan kebingungan. Apalagi, pada saat yang bersamaan sejumlah sayuran turut naik harganya. Padahal, pemilik usaha warung makan tidak bisa langsung menaikkan harga hidangannya.
Kenaikan harga ditakutkan malah membuat pelanggan pergi. “Jangankan menaikkan harga, mengurangi sedikit porsi saja pelanggan langsung protes,” ungkap Yono, pemilik warung makan Pak Yono, di Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Ia menjelaskan, sekarang ini usaha warung makan ataupun usaha kuliner menjadi serbasalah karena naiknya harga di pasar tradisional.
Cabi rawit merah sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogram dan untuk cabai rawit hijau yang biasa untuk lalapan sudah tembus Rp 80 ribu per kilogram. Padahal, harga cabai rawit hijau sebelumnya hanya berkisar Rp 42 ribu per kilogram.
Tak hanya itu, kata dia, harga bawang merah juga sudah merangkak naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 45 ribu per kilogram. Bahkan, sayuran jenis kol yang sebelumnya hanya Rp 4.000 per kilogram saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
“Kebetulan warung makan kai juga menyajikan hidangan ayam penyet. Naiknya bahan baku seperti cukup memengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk belanja,” ujarnya menegaskan.
Rini (41), pemilik angkringan di Banyumanik, juga tak kalah bingung dengan kenaikan harga cabai. Umumnya angkringan banyak menyediakan berbagai macam gorengan dengan pelengkap cabai rawit hijau.
Saat harga mahal, ia memilih untuk membeli cabai rawit dalam jumlah yang terbatas menyesuaikan dengan uang belanja. “Namun, saat cabai rawit untuk gorengan saya kurangi, pembeli menganggap penjualnya pelit, jadi bingung kan,” kata dia.
Beberapa pedagang di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, juga mengamini harga cabai rawit kian mahal. Untuk cabai rawit merah, harganya saat ini mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau harganya juga ikut naik dalam beberapa hari terakhir.
“Kalau di sini (Pasar Bandarjo), rta-rata pedagang sayuran sudah menjual kepada pembeli di atas harga Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Munawaroh (47) menjelaskan.
Dengan harga cabai yang mahal ini, pembeli memang tidak menawar harga. Umumnya, mereka langsung menyodorkan uang sesuai dengan kemampuannya. “Kalau misalnya Rp 5.000 cuma dapat setengah ons, kalau Rp 20 ribu saya beri 2 ons,” katanya menambahkan.
Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Bandar Lampung juga melonjak. Kini, harganya mencapai Rp 92 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga komoditas utama dapur dan rumah makan tersebut masih Rp 85 ribu/kg pada pekan lalu.
Hal sama terjadi pada cabai rawit berwarna merah sudah menembus harga Rp 95 ribu sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang sudah tembus Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya pekan lalu Rp 55 ribu. rep/mb06