JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan produksi bawang dan cabai nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengadakan Gelar Bawang dan Cabai Murah di Toko Tani Indonesia Center, Jakarta.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menyatakan, gerakan Gelar Cabai dan Bawang Merah merupakan dari hasil panen berasal dari Food Estate (Kawasan Penyangga Pangan). Sebanyak 15 ton bawang merah dan 1,2 ton cabai disiapkan dalam agenda tersebut.
“Pada kesempatan ini selain menjual pangan murah, kita juga membagikan benih cabai untuk masyarakat dengan polibag. Ini agar bisa menanam di lahan pekarangan mereka,” jelasnya.
Ia melanjutkan, dalam kegiatan APBN 2022, Kementan pun akan mengadakan Program Fasilitasi Benih Cabai yang disiapkan secara masif untuk lahan seluas 1.600 hektar (ha). Hal ini diakukan supaya bisa kita jaga stabilitas harganya di lapangan.
“Perluasan 1.600 hektar itu nanti daerah-daerah yang usulkan. Jadi sentra-sentra produksi cabai yang saat ini mulai menurun, mereka usulkan ke Kementan, nanti kita tindak lanjuti,” tutur Prihasto.
Dirinya menambahkan, Kementan berupaya menjaga harga pangan khussnya bawang dan cabai agar tidak melonjak. Terutama menjelang Idul adha.
“Kita coba jaga agar jangan terlalu tinggi,” ujar dia. Meski begitu, dirinya mengungkapkan, menjaga stabilitas harga komoditas di pasar sebenarnya tugas kementerian lain, namun Kementan mengaku siap berkolaborasi sekaligus berkoorinasi.
Sementara itu, petani bawang merah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengatakan, produksi bawang merah terus naik. Apalagi ada panen sampai bulan depan, sehingga stoknya dinilai aman.
“Ada 13 kelompok tani yang akan panen bulan Juli. Saat ini beberapa kelompok tani pun sudah panen,” ujar Ketua Kelompok Tani Agrapana Jaya di Kecamatan Bansari, Temanggung yaitu Siswanto.
Ia mengungkapkan, diperkirakan panen tersebut akan menghasilkan sekitar 12 sampai 18 ton per hari. Tak dipungkirinya, musim hujan yang tengah terjadi mengganggu proses penjemuran, namun para petani melakukan beberapa siasat.
“Ganggu di (proses) penjemuran karena kami di daerah pegunungan kurang panas. Kalau mau kualitas lebih bagus, penjemurannya di sinar matahari, di kami kurang masih ada hujan setiap hari. Jadi kami siasati, karena penyusutan lebih tinggi setiap musim hujan,” jelas Siswanto.
Dirinya melanjutkan, selama ini hasil panen para petani kabupaten Temanggung didistribusikan ke berbagai daerah seperti Yogyakart, Jakarta, Medan, sampai ke Riau, melalui offtaker. Hal itu karena, stok bawang merah di Temanggung justru berlebih atau surplus.
Siswanto menjelaskan, harga bawang merah di Temanggung stabil, rata-rata sekitar Rp 30 ribu per kilogram (kg). “Hanya saja kalau kirim di luar pulau, ada hitung-hitungan ongkos kirim logistiknya, jadi harga (bawang merah) ada kenaikan Rp 1000 sampai Rp 2000 per kilogram,” tuturnya. rep/mb06