Sariawan di lidah yang sulit untuk sembuh jangan dianggap sepele. Luka yang kerap dianggap sariawan tersebut bisa jadi merupakan gejala awal kanker lidah.
Dokter bedah kanker Mayapada Hospital, dr. Iskandar, Sp.B (K) Onk mengatakan sebenarnya ada ciri tertentu sebagai deteksi dini terhadap keberadaan kanker lidah. Selain durasi luka yang lama untuk sembuh, juga bentuk luka di lidah tersebut.
“Dua minggu hati-hati kalau enggak sembuh. Kemudian dilihat dari bentuk. Kalau sariawan, bentuknya bulat atau oval dengan dasarnya putih kekuningan dan pinggirnya agak merah karena ada radang. Tapi kalau kanker lidah bentuknya tidak beraturan. Biasanya mudah berdarah kemudian rasa sakitnya lebih berat. Semakin besar semakin sakit,” kata dr. Iskandar beberapa hari lalu.
Selain itu, masih dari ciri fisik. Deteksi dini pada kanker lidah yakni terdapat berupa benjolan di lidah.
“Selain benjolan atau ulkus, kadang terdapat benjolan di bawah rahang atau daerah leher akibat pembesaran kelenjar getah bening,” ujar dr.Iskandar.
Terkait dengan pemicu kanker lidah, ada beragam faktor. Namun demikian, faktor yang kerap mendominasi kanker lidah umumnya disebabkan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
“Kemudian, bisa karena infeksi virus (Human Papiloma Virus/HPV), iritasi ataupun trauma berulang misalnya trauma yang sering terjadi saat gunakan behel yang nggak pas. Juga kebersihan mulut yang kurang baik, gaya hidup yang kurang baik, kurang makan buah-buahan dan sayuran, serta penderita penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh seperti HIV,” kata dr Iskandar menambahkan.
Kanker lidah dapat menyerang berbagai usia, bahkan ada yang berusia 20 tahun. Namun kanker lidah sering menyerang pasien yang berusia di atas 40 tahun, di mana pria berisiko terserang tiga kali lebih sering dibandingkan wanita.
Untuk pengobatan, dr Iskandar menjelaskan bahwa kanker lidah dapat diobati dengan melakukan pembedahan. Jika pasien kanker lidah masih stadium awal, pembedahan adalah langkah yang bagus untuk diterapkan. Sementara itu untuk stadium lanjut, selain pembedahan, juga diperlukan rekonstruksi atau perbaikan terhadap lidah pasien tersebut.
“Seberapa besar tumor yang kami ambil, kami harus perbaiki atau mengganti jaringan yang hilang tersebut,”
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker. Selain untuk mengecilkan ukuran kanker, kemoterapi juga digunakan untuk kanker yang telah menyebar luas dan kanker yang berisiko tinggi kambuh kembali. Sementara, radioterapi digunakan untuk membasmi sel-sel kanker yang tersisa setelah operasi, atau digunakan dengan kombinasi kemoterapi untuk stadium lanjut.
Di Mayapada Hospital, lanjut dr Iskandar, pasien kanker lidah akan ditangani secermat mungkin sesuai jenis kanker, kondisi dan stadiumnya. Mayapada memiliki tim khusus yang menangani kasus kanker lidah. Tim ini terdiri dari beberapa dokter sub spesialis yang khusus menangani kanker, terdiri dari Dokter Bedah Onkologi, Hematologi-Onkologi, Patologi Anatomi, Radiologi, Radioterapi, Gizi, Rehab Medik dan juga dokter sub spesialis lainnya.
“Di Mayapada Hospital kami dapat melakukan diagnostic dan menangani kanker lidah dari stadium awal sampai dengan stadium lanjut,” ujar dr Iskandar.
Terkait dengan metode operasi di Mayapada, dr Iskandar mengatakan bahwa tim dokter akan menangani pasien berdasarkan kerusakan dan dampak yang ditimbulkan karena kanker tersebut.
“Kebanyakan datang ke kami sudah stadium lanjut. Kami melakukan operasi pada pasien-pasien tumornya cukup besar terkena, misalnya pada pasien yang setengah lidah ataupun bahkan seluruh lidahnya terkena kanker, kami biasa melakukan operasi kanker dan melakukan rekonstruksi kembali lidah tersebut,”
“Kami buang jaringan kanker secara onkologis terus membentuk kembali jaringan yang hilang dengan mengambil jaringan di tempat lain dengan Teknik Operasi Microsugery, lalu membentuk kembali lidah agar fungsi dan estetiknya tidak terganggu,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr Iskandar mengingatkan masyarakat agar mencegah timbulnya kanker lidah, yaitu dengan gaya hidup sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, konsumsi makanan bergizi seperti sayur dan buah-buahan, serta menjaga kebersihan rongga mulut dan perawatan gigi.
“Bila terdapat benjolan, ulkus atau sariawan yang tidak sembuh lebih dari dua minggu atau sakit saat menelan, segera periksa ke dokter. Jangan tunggu sampai kondisi memburuk,” kata dr Iskandar.
Untuk konsultasi dan pemeriksaan yang aman dan nyaman bersama tim dokter Mayapada Hospital, dapat dilakukan lewat sini. cnn-i/ron