BANJARMASIN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin mengklaim sudah menerapkan secara optimal, guna mengatasi banjir rob tidak terlalu parah melanda kota ini.
HAL ini menindaklanjuti peringatan BMKG, yang menyebut potensi banjir rob akan dikuatkan oleh fenomena Supermoon. Yaitu, fase Bulan Purnama yang bersamaan dengan fase Pasang Air Laut Tertinggi-karena jarak Bulan yang terdekat dari bumi pada 14 Juni 2022. Wilayah pesisir Indonesia yang berpotensi diterjang rob pada 11-23 Juni 2022, termasuk pesisir Kalimantan Selatan.
“Saat ini, kami sudah melaksanakan strategi dalam mengatasi banjir termasuk pasang padam dalam penanganan sistem drainase di Banjarmasin,” ucap Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah kepada awak media di Banjarmasin, Selasa (14/6), seperti dikutip jejakrekam.com.
Pernyataan pejabat perempuan yang akrab disapa Yayah ini, sekaligus menanggapi tudingan dari Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Banjarmasin Muhammad Isnaini, yang menyebut Walikota Ibnu Sina tak serius dalam menangani dan mengantisipasi banjir di kota seribu sungai ini.
Mantan Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Provinsi Kalsel ini memastikan pengecekan kondisi saluran air (drainase) bisa berfungsi optimal telah dilakoni dinasnya, khususnya mengantisipasi fenomena banjir rob.
“Kami harus melihat kapasitas tampungan masing-masing drainase. Sebelumnya pernah diskusi juga bagaimana kalau dikolaborasikan antara drainase dengan trotoar,” beber Yayah.
Menurut dia, pelaksanaan pgoram penanganan drainase akan dimulai tahun ini, dengan melakukan pembenahan pada drainase yang salurannya terhambat.
Selain itu, kata Yayah, juga akan dilakukan evaluasi di beberapa titik yang sering mengalami banjir rob untuk lebih serius penanganannya dengan mencoba memanfaatkan pintu air.
“Pintu air itu sampai ke arah Teluk Dalam dan Sabilal Muhtadin (Sungai Tatas). Kita coba manfaatkan pintu air tersebut untuk mengendalikan genangan di sekitarnya, baik kapasitas salurannya sendiri maupun drainasenya,” jelasnya.
Dia merinci, ada beberapa wilayah yang diformat menjadi zonasi pengendali banjir. Yakni, kawasan pengendali genangan Veteran, Sutoyo S, dan sampai muara Masjid Raya Sabilal Muhtadin, ataupun kawasan pengendali genangan Pekapuran.
“Selain penanganan-penanganan itu, kami juga melakukan pemeliharaan secara rutin untuk memastikan saluran air di Kota Banjarmasin tetap berfungsi,” kata Yayah.
Di samping itu, Yayah mengungkapkan bahwa alokasi dana untuk penanganan drainase ini menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjarmasin dan bantuan dari Bank Dunia.
“Kalau Bank Dunia itu targetnya Sungai Teluk Dalam, Sungai Veteran, dan Pekapuran. Sedangkan saluran tersiernya yang mengarah ke sungai sebagai saluran premiernya untuk penangananya kita alokasikan dari APBD,” pungkas Yayah. Jjr