MARABAHAN-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Barito Kuala (Batola) KH Ahmad Jiansi Majedi melantik dan mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan (DP-MUI) kecamatan se-Kabupaten Batola masa khidmat 2022-2026, Ahad (12/6/2022).
Ketua MUI Batola KH Ahmad Jiansi Majedi mengatakan, keberadaan MUI Pusat hingga tingkat kecamatan sangat penting yang memiliki peran dan fungsi sebagai wadah mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam, menggalang ukhuwah islamiyah, wathaniyah, insaniyah mewakili umat dalam rangka merawat dan melestarikan kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis, aman dan sejahtera dalam bingkai NKRI.
MUI, sebut Ahmad Jiansi, juga pemberi fatwa (mufti) kepada umat Islam, negara dan pemerintah baik diminta atau tidak diminta.
Karena itulah, lanjutnya, untuk menjalankan peran dan fungsi MUI Batola menginstruksikan jajaran MUI di semua kecamatan untuk aktif melakukan upaya pendekatan, responsif, dan upaya preventif terhadap berbagai persoalan keumatan dan kemasyarakatan, sehingga berbagai persoalan yang muncul dapat teratasi sedini mungkin.
Sekdakab Batola Zulkipli Yadi Noor dalam sambutan tertulis Bupati Hj Noormiliyani AS sekaligus membuka kegiatan bahtsul masail mengucapkan selamat dan sukses kepada ketua dan pengurus MUI kecamatan yang baru dikukuhkan.
Dia berharap, melalui kepengurusan yang baru semakin memantapkan hubungan silaturahmi, sinergi, kerjasama ulama umara serta dapat mengemban amanah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi.
Sementara, Kepala Kemenag Batola Anwar Hadimi melalui Kasi Penyelenggara Zakat dan Wakaf H Supian mengatakan, MUI merupakan wadah menghimpun para ulama, zu’ama, dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam merajut kebersamaan atas dasar ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah dalam ikhtiar turut menjaga keutuhan NKRI, kesatuan dan kerukunan nasional serta demi terwujudnya umat Islam berkualitas dan berkarakter Islam rahmatan lil’alamin.
Dikatakan, MUI menjadi wadah para ulama lintas organisasi seperti NU, Muhammadiyah, dan organisasi Islam lainnya yang memiliki karakter dan ciri masing-masing dan bersatu merumuskan solusi berbagai persoalan umat, sehingga semakin dirasakan dan dibutuhkan sebagai organisasi kepemimpinan umat bersifat kolektif demi terciptanya kesatuan dan kebersamaan. {[an/mb03]}