BANJARMASIN – Jembatan gantung di Pulau Bromo yang menjadi perlintasan utama bagi warga di sana beraktivitas sehari-hari, ternyata rawan kecelakaan dan membahayakan pengendara. Sebab, turunan di jembatan itu sangat curam.
Terakhir, pada Minggu (5/6) petang, di turunan jembatan Pulau Bromo terjadi kecelakaan ketika pengendara motor matic menghantam pagar pembatas.
Menurut warga setempat, insiden itu bukan insiden pertama.
“Dihitung-hitung, sudah lebih sepuluh kali kejadian seperti itu,” ucap Amah, warga RT 6 di Pulau Bromo, Selasa (7/6).
Amah mengetahui kejadian tersebut, lantaran rumahnya berada tepat di bawah jembatan, kerap menjadi tempat parkir motor korban.
“Kalau tadi lebih siang datang ke sini, mungkin bisa bertemu dengan keluarga korban pemilik motor yang mengalami insiden itu. Saya dengar, pengendara motor mengalami luka di bagian dagu dan terpaksa dijahit,” jelasnya.
Dari hasil pantauan, puing-puing motor yang menabrak pembatas turunan jembatan masih ada yang tersisa.
Diungkapkan warga lainnya yang ditemui di samping Jembatan Pulau Bromo, Gito, pengendara yang menjadi korban pada Minggu (5/6) petang itu adalah seorang lelaki tua.
Rencananya, korban hendak mengunjungi keluarganya di Pulau Bromo. Diduga motor yang dikendarai si lelaki mengalami kendala pada pengereman.
“Tapi, itu bukan insiden pertama. Sudah banyak korbannya. Tidak hanya pengendara sepeda motor. Ada juga sepeda pancal. Sampai patah tiga sepedanya,” tutur Gito.
Ia juga menjelaskan bahwa, sepekan sebelum kejadian, ada dua kali kejadian yang serupa. Kerusakan pada insiden tersebut sampai menyebabkan velg depan motor patah.
Dijelaskan Gito, insiden yang menimpa pengendara tidak melulu disebabkan rem blong. “Ada suami istri dan anaknya, yang dulu juga menabrak pembatas turunan jembatan. Mereka bilang, remnya berpungsi bahkan baru diganti,” jelasnya.
Jadi, menurutnya, mungkin karena memang turunan jembatan ini yang curam. Ia pun berharap, instansi terkait memantau kondisi jembatan ini. Lalu, memikirkan bagaimana caranya, agar tidak terjadi lagi insiden serupa.
Dikonfirmasi terpisah. Kepala Bidang Jembatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Dedi Hamdani, mengaku sudah mengetahui insiden yang terjadi.
Ia mengatakan, akan segera mengevaluasi insiden yang terjadi di kawasan Jembatan Pulau Bromo itu.
“Minimal, meletakan rambu peringatan. Agar pengedara bisa mengurangi kecepatan. Karena dari informasi yang kami terima, motor yang dikendarai tidak layak jalan. Remnya blong,” ucapnya.
Dedi mengaku ada upaya lain selain memasang rambu peringatan. Dari segi konstruksi, pihaknya akan mengecek kekasaran beton turunan jembatan yang ada.
Menurutnya, kekasaran beton juga berhubungan dengan daya rekat pada roda kendaraan bermotor.
“Apakah lantai beton sudah aus atau sebagainya. Bila sudah aus, lapisannya akan kami perbaiki. Utamanya, di posisi turunan jembatan itu,” tambahnya.
Dedi juga berjanji akan memantau langsung turunan jalan di jembatan gantung tersebut. Apabila jalanan seusai turunan itu ditambah begitu saja, maka tidak menutup kemungkinan bisa menambah beban konstruksi jembatan.
Yang secara otomatis, menurutnya memerlukan perhitungan ulang. Khususnya pada kemampuan jembatan.
Di sisi lain, Dedi kembali menekankan bahwa insiden yang terjadi di turunan Jembatan Pulau Bromo itu murni akibat rem blong. Itu, bisa dilihat tak adanya bekas upaya pengereman di atas lapisan turunan beton.
Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa turunan di Jembatan Pulau Bromo itu cukup sempit dan curam.
“Untuk itu, kami mengimbau agar para pengguna jembatan memerhatikan keselamatan. Pastikan kendaraan laik, remnya tidak blong dan jangan ngebut,” pungkasnya. Dwi