
TANJUNG – Dicabutnya subsidi minyak goreng (migor) curah oleh Pemerintah Pusat kini mulai berdampak dengan kembali merangkak naiknya harga migor curah tersebut ditingkat eceran dipasar tradisional.
Dari pantauan wartawan dilapangan, dari beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten Tabalong, harga migor curah ditingkat pengecer naik dari semula Rp. 16.000 menjadi Rp.18.000 hingga Rp. 19.000.
Kepada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag), Husin Ansyari dicabutnya subsidi migor curah ini juga berimbas pada distribusinya ke Diskopukmperidag.
“Sebelum dicabutnya subsidi ini, kita secara rutin dua minggu sekali selalu mendapat kiriman migor curah untuk dijual ke masyarakat dengan harga het,” ujarnya kepada wartawan. Senin (6/6).
Menurut Husin, naiknya harga migor curah dieceran ini karena terbatasnya pasokan minyak goreng tersebut dari distributor.
Pihaknya sendiri sudah menanyakan terbatasnya pasokan migor ini ke Kabupaten, sedangkan sebelumnya pasokannya lancar dua minggu sekali.
” Mereka beralasan masih menunggu kebijakan selanjutnya dari pusat setelah dicabutnya subsidi migor curahper 31 Mei 2022 tadi,” ujarnya.
Ia berharap kondisi ini cepat berlalu dan pasokan migor curah dari distributor ini kembali normal.
Karena ungkapnya dengan normalnya pasokan migor curah ini, harga migor curah dipasar tradisional juga akan normal-normal saja.
Salah seorang warga, Maulida mengaku sejak awal bulan tadi harga migor curah sudah mencapai harga Rp. 18.000 per liternya, sedangkan harga migor kemasan sekitar Rp. 20.000 an.
“Mau tidak mau kita tetap membelinya, karena memang sudah jadi kebutuhan,” ujarnya.
Memang naiknya tidak terlalu tinggi, tapi kalau kelamaan tentu juga akan berdampak.
Ia berharap harga migor curah ini dapat kembali normal seperti sebelumnya yakni Rp. 14.000 per liternya.(tal).