
BANJARMASIN – Agenda perayaan puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digelar pada Minggu (5/6) yang lalu memang digelar secara meriah di panggung siring depan gedung Balai Kota Banjarmasin.
Namun di balik kemeriahan itu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin masih mempunyai Pekerjaan Rumah (PR) yang harus segera dibenahi. Khususnya terkait keberadaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk sampah-sampah hasil rumah tangga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Alive Yoesvah Love mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih kesulitan mencari lahan yang siap untuk dijadikan TPS.
Sulitnya lahan untuk dijadikan TPS disebabkan oleh banyaknya penolakan warga jika lahan kosong di lingkungan mereka dijadikan TPS.
“Padahal TPS itu sendiri fungsinya untuk menampung sampah yang mereka hasilkan, dan setiap adanya pemukiman pasti akan menimbulkan sampah,” ucapnya saat ditemui awak media, Senin (6/6).
Seharusnya, menurut Alive, masyarakat tidak perlu menolak apalagi sampai alergi dengan keberadaan TPS. Ia lantas menganalogikan penolakan TPS ini dengan toilet di rumah.
“Kenapa harus ditolak sementara di pemukiman mereka tidak ada TPS. Ini sama saja dengan rumah yang tidak memiliki toilet. Masa sampah hasil kita sendiri dilempar ke tetangga,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap masyarakat bisa sadar akan pentingnya keberadaan TPS di lingkungan pemukiman penduduk.
“Mudah-mudahan masyarakat bisa menyadari, bahwa sampah bukan musuh. Makanya ini PR besar kita untuk membudayakan pilah pilih sampah dari rumah,” harap Alive.
Kendati demikian, ia mengaku pihaknya memiliki terobosan untuk mengatasi rasa alergi warga terhadap TPS ini dengan mengubah konsep TPS.
Dari yang awalnya hanya sebatas sebagai tempat penampungan bagi sampah yang dibuang warga saja, ke depannya konsep TPS akan diubah menjadi rumah TPS.
“Ke depan, penyebutan TPS tidak lagi digunakan, tapi diubah dengan Rumah TPS. Insyaallah akan kita coba prototipenya pada anggaran perubahan nanti,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memasifkan program jeput sampah dengan pola Surung Sintak yang saat ini hanya bisa dilakukan di delapan titik saja.
“Karena kita memang keterbatasan lahan untuk dijadikan TPS. Makanya dengan Surung Sintak ini diharapkan jadi pemecah masalah sampah. Karena kita langsung mengambil sampah dari paman gerobak yang membawa sampah dari warga,” tandasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, ada 110 TPS yang saat ini masih aktif menampung limbah rumah tangga di Kota Banjarmasin. Dari jumlah itu ada sekitar 70 titik yang lokasinya di pinggir jalan. Dwi