
Orientasi
Dunia internasional saat sekarang telah mengalami transformasi besar-besaran di berbagai sektor. Transformasi yang mendasar sekiranya bukan terjadi dari sektor ekonomi, namun yang berdampak pada sektor sosial dan budaya. Sudah banyak terjadi perubahan tersebut dalam berbagai aspek sosial dan budaya yang mengakibatkan perubahan tingkah laku, pemikiran, how to talk, style dan masih banyak lagi.
Namun, yang paling menjadi titik berat dalam perubahan sosial budaya tersebut terjadi pada pola perilaku manusia yang kian hari semakin tidak sesuai dengan etika perilaku. Tak kalah geramnya, perubahan sosial budaya tersebut menyerang para generasi penerus bangsa yang kita kenal Generasi Muda. Sehingga polemik ini penulis ambil dengan istilah Hedonisme.
Menjadi suatu keresahan yang penulis lihat secara empiris sudah sepatutnya kita melihat kembali perilaku kita yang sudah jauh dari norma-norma yang berlaku, baik norma agama serta norma adat. Perilaku yang jauh dari kata baik tersebut sudah menjadi virus yang semakin hari semakin menyebar pada generasi muda. Perubahan ini sudah berakar dari jenjang paling bawah sampai jenjang paling atas.
Peristiwa Hedonisme ini sudah menjadi suatu fenomena di kalangan generasi muda sekarang. Hedonisme sendiri menurut Menurut Sarwono (1989) adalah konsep diri, dimana gaya hidup seseorang dijalani sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya. Sementara itu menurut Levan’s dan Linda (2003) menjelaskan bahwa Hedonisme merupakan pola perilaku yang dapat deketahui dari aktivitas, minat maupun pendapat yang selalu menekankan pada kesenangan hidup.
Dapat penulis ambil kesimpulan bahwa Hedonisme ini merupakan bentuk pola berfikir seseoarang dalam menggambarkan kesenangan hidup sesuai denga napa yang dipikirkannya, dan juga tujuan dari pemikirannya tersebut harus tercapai. Penulis melihat fenomena Hedonisme di generasi muda saat sekarang sudah melampaui batasan-batasan perilaku yang ada di kebudayaan Indonesia sendiri.
Akar Permasalahan
Banyak perilaku Hedonisme yang sudah menjadi virus layaknya virus Covid-19 yang sudah menybarkan dibelahan bumi pertiwi, baik dari pusat kota sampai ketingkat perkampunga. Salah satu contoh perilaku Hedonisme itu seperti perawatan tubuh, mengoleksi sesuatu, belanja dengan boros karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan membeli makanan fast food yang tidak sehat.
Kebutuhan tersebut menjadi suatu keharusan dipenuhi sepanjang tuntutan zaman semakin maju dan berkembang. Dan juga kalau dilihat sudah menjadi kawajaran generasi muda menikmati fase-fase tersebut. Namun, disisi lain tentu perilaku Hedonisme ini menjadi suatu bencana hancurnya generasi muda Indonesia karena belum mampu semestinya dalam memfilterisasi pengaruh budaya luar tersebut.
Fenomena Hedonisme pada generasi muda dapat terjadi akibat faktor pribadi. Setiap manusia pasti mempunyai sifat dasar alamiah ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan. Tetapi karena manusia tidak merasa puas dan tidak bisa mengontrol dirinya, maka kita bisa terjerumus pada gaya hidup hedonis. Dan Hedonisme ini bisa masuk kepada diri siapapun terutama itu generasi muda.
Sementara itu faktor luar yang mempengaruhi budaya hedonis ini yaitu lingkungan pertemanan. Seseoarang yang terbiasa berteman dengan seseoarang yang hidup mewah dan selalu berlebihan menikmati hidup maka akan terpengaruh oleh hal tersebut. Maka tentu lingkungan dapat menentukan kemajuan diri kita
Fenomena Hedonis ini bahkan sudah membudaya di Indonesia melalui penyebaran media-media masa seperti TikTok, Instagram dan banyak lagi cara budaya-budaya luar tersebut masuk. Tak kalah menariknya, generasi muda menjadikan kebutuhan hidup dalam memberikan kesenangan dalam diri nya tersebut.
Hedonisme dan generasi muda suatu rantai keterkaitan antara produk dan konsumen. Artinya generasi muda yang menjadi penikmat terbesar dari hedonis tersebut. Akibatnya banyak generasi muda terpengaruh atas kesenangan diri. Dan yang paling menyedihkan sekali apabila orang tua memiliki kehidupan dibawah rata-rata sedangkan setiap anak ingin memiliki kehidupan senang yang memiliki semua nya.
Dari peristiwa itu, terlihat adanya suatu tekanan seorang anak terhadap orang tua. Ketidaksanggupan orang tua memenuhi kesenangan anaknya, maka disitulah terjadinya kedurhakaan seorang anak kepada orang tua. Karena pada dasarnya, kehadiran perilaku Hedonisme tersebut sudah menjangkau ke level terbawah dalam kehidupan.
Penulis juga melihat secara Empiris bahwa Hedonisme ini juga berkembang dalam kehidupan kampus yang menyerang para mahasiswa. Banyak mahasiswa yang belum sanggup mengikuti trend hedonis berupaya keras untuk menyeimbangi tanpa memikirkan latar belakang kehidupan orang tua.
Persoalan-persoalan seperti ini yang menjadi titik berat para mahasiswa dalam menyikapi kemajuan zaman dengan baik. Lebih dari pada itu, permasalahan Hedonisme menjadi suatu permasalahan berantai dan sangat sulit untuk di perbaiki. Karena sudah menjadi transisi budaya yang ada di Indonesia.
Solutif
Penulis sempat berfikir memberikan ide dan gagasan baru dalam menyikapi persoalan Hedonisme di kalangan generasi muda. Menjadi generasi muda yang seimbang, artinya kemajuan zaman tak terlepas juga dengan adanya kemajuan sosial. Artinya adanya kemajuan sosial merupakan salah satu bukti adanya kemajuan zaman dan juga ketidakpekaan kita dalam membersamai kemajuan sosial itu, maka kita akan tertinggal.
Jadi solutif dalam masalah Hedonisme di generasi muda sekarang ialah meneyimbangi pembaharuan tersebut. Tak hanya itu, uapaya yang dapat dilakukan tentu dengan membatasi masuknya media-media luar yang bernuansa negatif. Tentu kunci utamanya terletak kepada pemerintahan. Dan juga pemerintah harus peduli menyikapi persoalan Hedonisme ini yang berpeluang besar akan merusak kualitas generasi muda.
Generasi muda yang seimbang merupakan cara baru yang tentunya penulis berharap itu strategi yang strategis. Namun, tentunya dalam mewujudkan generasi seimbang tersebut sangat dibutuhkan sekali kerja sama dan juga kontribusi berbagai elemen, baik itu keluarga, masyarakat, guru atau dosen dan yang paling penting kehadiran pemerintah dalam menentukan kebijakan tepat dalam menanggulangi fenomena Hedonisme.
Disamping itu juga, strategi socialization juga perlu semestinya dilakukan oleh pihak terkait di lingkungan generasi muda. Upaya ini dapat dilakukan setidaknya memiliki pemahaman dalam memfilterisasi dampak baik dan buruk dari perkembangan Hedonisme tersebut. Karena semakin virus Hedonisme ini berkembang akan rentan sekali timbulnya konflik antara anak dan keluarga.
Kesimpulan
Generasi muda merupakan generasi yang tentunya menjadi penerus bangsa kedepan nya. Dan sejatinya para generasi muda harus memiliki kualitas lebih dalam memberikan ide dan gagasan dalam memajukan bangsa Indonesia. Tak lepas dari itu, memang sudah keharusan dan bahkan kewajiban bagi generasi bangsa berkontribusi dalam membangun bangsa.
Sangat penting sekali generasi mudah harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan bisa terus eksis di tingkat internasional dalam membawa gagasan. Namun, adanya kemajuan zaman tidak sepatutnya generasi muda malah mengikuti perkembangan yang seakan-akan membuat kita terlena akan dunia ini. Salah satunya ialah pengaruh Hedonisme tersebut. Semoga generasi bangsa setidaknya mampu memfilterisasinya dalam menentukan arah hidup kedepan.