JAKARTA – Badai PHK di startup atau perusahaan rintisan menjadi sorotan media belakangan ini. Memba fenomena ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa pemerintah harus turun tangan untuk menangani korban PHK dari perusahaan startup.
“Pemerintah harus jadi jembatan untuk memastikan hak pekerja, kemudian jadi fasilitasi (upgrade skill) agar tidak berdampak kepada angka pengangguran,” ujar Bhima Yudhistira dalam acara d’Mentor.
Lebih lanjut Bhima mengatakan, di antara daftar PHK itu ada dua kategori karyawan yakni mereka yang memiliki skill dan mereka yang tidak punya keahlian. Oleh sebab itu, ia mendorong agar pemerintah lebih proaktif dalam mendeteksinya.
“Nah ini yang perlu di deteksi pemerintah satu, hak-hak pekerjaan, hak tenaga kerja seperti BPJS hari tua bisa dicairkan, kemudian pembayaran pesangon, khususnya yang tetap. Pemerintah harus intervensi. Salah satunya untuk mereka yang kesulitan cari kerja baru terutama yang low skill worker ini mau dialihkan ke mana? Apakah dimasukin ke program pelatihan kerja seperti program kartu pra kerja pemerintah, sehingga bisa upgrade skill dan bisa diterima pekerja lainnya atau bisa jadi pemerintah BUMN misalnya lagi buka lowongan kerja dibutuhkan skill-skill tertentu bisa dimasukan ke dalam recruitment,” paparnya.
Bhima pun berpesan bagi mereka yang masih bertahan di tengah badai PHK startup karena skill-nya masih dibutuhkan. Mereka tetap harus waspada. Namun, para eks pegawai yang tidak tersaring, kata Bhima, bukan berarti bisa dikatakan tidak memiliki skill bekerja. Artinya, ada keahlian yang masih dapat digunakan di perusahaan lain.
“Jadi mereka masih bisa diberdayakan, mungkin kalau startup lainnya enggak mau terima banyak perusahaan traditional menerima apalagi kalau mereka baru masuk dalam digitalisasi jadi yang di PHK di starup bisa masuk ke perusahaan yang sifatnya traditional,” ungkapnya.
Sementara itu, sebuah aplikasi media sosial berbasis audio, Clubhouse mengumumkan akan memberhentikan banyak karyawan pekan ini. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini kabarnya dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi dan demi mengganti strategi bisnis yang baru.
Untuk diketahui, Clubhouse sendiri merupakan media sosial yang sempat booming selama pandemi COVID-19.
Juru bicara Clubhouse membenarkan adanya PHK, namun dia menambahkan juga ada beberapa karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela. Ia tidak memberikan alasan rinci terkait PHK, pihaknya menegaskan akan membuka lowongan pekerjaan baru.
“Beberapa pekerjaan dipangkas sebagai bagian dari perampingan tim kami, dan beberapa pekerja memutuskan untuk mengejar peluang baru. Kami terus merekrut untuk banyak peran di bidang teknik, produk, dan desain,” kata juru bicara Clubhouse dalam sebuah pernyataan email, dikutip dari Bloomberg, Senin.
“Clubhouse tidak akan menjadi seperti sekarang ini tanpa orang-orang berbakat ini. Kami sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan dan tahu bahwa mereka akan melakukan hal-hal hebat di masa depan,” tambahnya.
Beberapa karyawan diketahui memilih untuk mengundurkan diri secara sukarela. Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, beberapa pekerja memang telah dipangkas, seperti divisi program olahraga, berita dan internasional.
Seperti salah satu wanita bernama Nina Gregory yang mengaku mengundurkan diri dari Clubhouse. Sebelumnya dia editor National Public Radio yang bergabung dengan Clubhouse untuk mengepalai inisiatif kemitraan berita. Ia mengatakan telah resign pada 1 Juni lalu.
Selain itu, beberapa kepala divisi beberapa program juga mengumumkan telah dan akan mengundurkan diri. Misalnya kepala program komunitas Anu Atluru, dan Aarthi Ramamurth.
Kemudian, kepala program internasional Sean Brown juga mengumumkan dia akan resign dan Stephanie Simon, yang bertanggung jawab atas pengembangan merek, telah resign pada akhir April.
Nilai Clubhouse terus naik sebesars US$ 4 miliar setelah meluncur pada 2020. Ketika masyarakat harus karantina di rumahnya, aplikasi itu booming membantu orang-orang berkomunikasi selama di rumah saja.
Saat itu, perusahaan terus meluncurkan fitur baru, seperti mode gelap, yang membuat aplikasi lebih mudah dilihat. Ini juga menguji game dalam aplikasi. cnn/mb06