Rabu, September 17, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Menelisik Fenomena Stres Sekolah

by matabanua
24 Mei 2022
in Opini
0
D:\Data\Mei 2022\2505\8\8\Abdul Aziz, M. Pd.jpg
oleh : Abdul Aziz, M. Pd, Guru SD Islam Al Azhar 8 Kembangan Jakarta Barat dan Penulis

Sejak diberlakukannya pembelajaran online (PJJ) akibat serangan virus covid-19, dunia Pendidikan mengalami perubahan yang sangat signifikan, di mana pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung di kelas (offline) kini harus berganti menjadi online di rumah masing-masing. Perubahan yang drastis ini menuntut semua pihak untuk beradaptasi dengan cepat agar proses pembelajaran tetap berlangsung dengan baik.

Namun demikian, pembelajaran online yang berjalan selama pandemi bisa dikatakan efektifitasnya belum maksimal, hal ini disebabkan banyak factor baik internal maupun eksternal sekolah, terlebih lagi kebijakan pemerintah terkait pembelajaran secara offline atau online yang berubah-ubah tergantung tinggi rendahnya kasus covid-19 sehingga muncul istilah PJJ, PTMT, maupun PTM.

Artikel Lainnya

D:\2025\September 2025\18 September 2025\8\8\Ridho Pratama Satria.jpg

Gaya Hidup Sehat dan Oknum-Oknum Kapitalis

17 September 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kurikulum Berbasis Cinta, Solusi untuk Pendidikan Hari Ini?

17 September 2025
Load More

Keadaan ini menjadi masalah tersendiri bagi guru, pasalnya dengan keterbatasan waktu dan peralatan yang ada guru harus mengejar target materi untuk disampaikan kepada peserta didik, sedangkan bagi peserta didik harus bersiap-siap dengan tugas dari bapak/ibu guru. Tak ayal kalau keadaan ini membuat peserta didik mengalami stres sekolah. Apa itu stres sekolah?

Dalam khazanah psikologi, khusunya dalam kajian tentang stres, istilah stres sekolah merupakan istilah yang relatif baru bahkan dalam literatur-literatur ataupun dalam penelitian psikologi, isitilah ini belum banyak digunakan. Desmita (2012) mengatakan bahwa yang dimaksud stres sekolah adalah kondisi stres atau perasaan tidak nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku serta dapat memengaruhi prestasi belajar mereka.

Apa Factor stres sekolah ?

Sebagaimana yang telah disinggung di awal bahwa stres yang dialami oleh peserta didik salah satunya bersumber dari tuntutan sekolah (school demands). Ada beberapa tuntutan sekolah yang disinyalir menjadi faktor stres diantaranya adalah:

Pertama: Pembelajaran online, proses pembelajaran yang dilakukan secara online dengan menggunakan zoom atau sejenisnya terkadang menyebabkan peserta didik stress, hal ini karena mereka harus fokus menatap layar laptop atau gawai mereka dengan intensitas yang cukup lama.

Kedua,tuntutan tugas dari bapak/ibu guru yang berkaitan dengan proses dan pencapaian tujuan pembelajaran maupun tuntutan kurikulum, itu artinya peserta didik harus mengerjakan tugas-tugas tersebut agar bisa menuntaskan proses pembelajaran.

Ketiga,tuntutan interpersonal, dalam hal ini peserta didik tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai prestasi yang bagus dibidang akademik, melainkan peserta didik harus mampu membangun interaksi yang baik dilingkungan sekolah maupun dilingkuan luar sekolah.

Keempat, tuntutan dari orang tua. Disadari atau tidak disadari, tuntutan dari orang tua terhadap anaknya menjadi salah satu factor penyebab terjadinya stres. Mengapa bisa demikian? Ya, terkadang orang tua tidak menyadari bahwa tuntutan terhadap anak mereka terlalu perfect hingga akhirnya anaknya merasa tertekan dalam belajar dan tidak bisa menikmati proses pembelajaran dengan baik karena anak mereka dituntut untuk mendapatkan nilai bagus dan sesuai dengan keinginan orang tua sehingga ketika mendapatkan nilai yang kurang maksimal maka tekanan mereka terhadap anak akan semakin tinggi.

Mencari Solusi

Keadaan yang demikian perlu segera dicarikan solusinya agar segera teratasi dengan maksimal sehingga peserta didik bisa belajar dengan tenang dan nyaman tanpa ada rasa stress atau tertekan, sehingga kesan belajar itu menyenangkan bisa terwujud. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menangani stress sekolah. Diantaranya:

Merdeka Belajar, kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dilakukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.

Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, dalam hal ini sekolah harus bisa menciptakan iklim yang kondusifi dalam arti tidak saklek menerapkan kurikulum apa adanya tanpa modifikasi yang disesuaikan dengan keadaan. Kegiatan-kegiatan ataupun tugas harus disesuaikan dengan keadaan yang ada supaya tidak membebani peserta didik oleh karena itu ketercapaian kurikulum harus di modifikasi.

Membuat progam penanggulangan stress, sekolah harus cepat tanggap terhadap fenomena stress sekolah ini yaitu dengan cara memberikan penanganan secara khusus untuk peserta didik yang mengalami stress tersebut, salah satunya dengan menyediakan layanan konseling untuk peserta didik yang mengalami stress.

Optimalisasi peran keluarga, keluarga juga mempunyai peran yang tak kalah pentingnya dengan sekolah dalam hal penanganan stress sekolah ini. Pasalnya selama PJJ ini, keluargalah yang paling dekat dengan peserta didik, oleh karena itu pantauan dan pemdampingan oleh keluarga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan stress sekolah tersebut.

Maka dari itu perlu adanya sinergi yang baik antara sekolah, keluarga, dan peserta didik untuk mengadapi fenomena stress sekolah ini, karena fenomena ini tidak bisa ditangani oleh pihak sekolah saja atau pihak keluarga saja namun fenomena ini harus ditangani secara bersama-sama.

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA