JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan daya beli buruh tani, bangunan, hingga asisten rumah tangga (ART) pada April kemarin menurun karena tertekan kenaikan harga kebutuhan hidup alias inflasi.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan hal ini tercermin dari kondisi upah riil para pekerja yang lebih rendah dari upah nominal yang menggambarkan tingkat pendapatan.
Tercatat, upah nominal buruh tani cuma naik 0,29 persen dari Rp57.941 menjadi Rp58.109 per hari. Sementara upah riil turun 0,68 persen dari Rp52.494 menjadi Rp52.139 per hari.
“Kalau dihitung secara riil, upah buruh tani itu sebenarnya turun 0,68 persen,” kata Margo saat konferensi pers online.
Hal ini terjadi karena inflasi di pedesaan sebesar 0,97 persen pada bulan lalu. Begitu juga dengan daya beli buruh bangunan yang tergerus inflasi perkotaan sebesar 0,95 persen.
Akibatnya, upah riil buruh bangunan melorot 0,94 persen menjadi Rp83.667 per hari. Sebab, upah nominalnya cuma naik 0,01 persen ke Rp92.049 per hari.
Sementara daya beli buruh potong rambut wanita tergerus 0,32 persen menjadi Rp27.333 per kepala. Pasalnya, upah nominal mereka cuma meningkat 0,63 persen menjadi Rp30.066 per kepala.
Sedangkan daya beli ART berkurang 0,77 persen menjadi Rp391.606 per bulan. Hal ini terjadi karena upah nominal hanya bertambah 0,18 persen menjadi Rp430.825 per bulan. cnn/mb06