JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Jakarta pada Minggu (15/5).
Usai bertemu Airlangga, pria yang akrab disapa Kang Emil ini melaporkan bahwa publik merespons positif Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PPP, dan PAN baru-baru ini.
Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan, Ridwan Kamil bisa saja berpotensi diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
“Kalau dilihat dari sisi kepentingan koalisi tiga partai tersebut ya mungkin idealnya cawapres,” kata Karyono, Senin (16/5) seperti dikutip cnnindonesia.com.
Dari sisi elektabilitas, Karyono mengatakan Ridwan Kamil lebih unggul di posisi cawapres ketimbang capres. Terlebih lagi, posisi elektabilitas Ridwan Kamil juga mengungguli tiga nama ketum Parpol dalam Koalisi Indonesia Bersatu tersebut.
Hasil survei Indikator pada Januari 2022 lalu menempatkan Ridwan Kamil berada di urutan kedua di bawah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno dari sisi elektabilitas cawapres. Ridwan meraih elektabilitas 15,3 persen. Sementara Sandiaga memperoleh elektabilitas 25 persen.
“Apalagi RK kan tidak memiliki parpol dan dia bukan kader parpol. Kecuali elektabilitas RK itu tinggi sejajar dengan Prabowo atau Ganjar misalnya, mungkin bisa jadi didorong capres. Beberapa survei melihat RK ini kuat di posisi cawapres,” kata dia.
Di sisi lain, Karyono juga melihat Ridwan memiliki kedekatan dengan koalisi ini. PPP menjadi salah satu pendukung Ridwan sejak Pilkada Jawa Barat 2018.
Karyono menilai PPP, PAN dan Golkar belum memiliki figur dari internal partainya untuk diusung sebagai kandidat capres di 2024 mendatang
“Mereka kan juga berkoalisi di Jawa Barat. Ya itu bisa dibaca liner. Ada hubungan baik antara PPP dan RK yang nantinya bisa diwujudkan. Karena mereka koalisi di jabar itu jadi modal positif ya,” katanya.
Meski demikian, Karyono menilai koalisi sampai saat ini masih cair dan dinamis. Segala perubahan komposisi koalisi maupun calon kandidat di Pilpres yang akan mereka usung masih bisa mengalami perubahan.
“Endorsment capres dari parpol semuanya masih cair. Masih sangat memungkinkan berubah,” kata dia.
Terpisah, Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati menganggap pertemuan antara ketum PAN dan Golkar dengan Ridwan Kamil sebagai upaya mendengungkan nama Ridwan di pentas nasional jelang 2024.
“Lebih tepatnya, RK sebagai bagian dari tokoh yang mau diorbitkan ke pentas nasional oleh koalisi ini,” kata Wasisto.
Bila upaya itu berhasil, Wasis tak menampik bila nantinya Ridwan Kamil akan diusung sebagai kandidat capres atau cawapres dalam koalisi tersebut. Baginya, Ridwan selama ini dianggap sebagai tokoh alternatif yang populis.
“Dia bisa diorbitkan sebagai penyeimbang antara tokoh nasionalis maupun religius,” kata Wasis.
Di sisi lain, Wasis menilai ke depannya koalisi PPP, Golkar dan PAN akan terus melakukan penjaringan nama-nama capres atau cawapres. Hal itu sekaligus sebagai upaya mendongkrak suara tiga parpol ini di Pemilu 2024.
“Kalau Ganjar dan Anies, keduanya sama-sama tokoh yang berpeluang jadi capres. Maka, saya pikir mereka sepertinya tidak ada yang mau mengalah jadi cawapres,” kata Wasis.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil sudah menyatakan siap secara lahir dan batin untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang sejak Januari 2022 lalu.
Kala itu, Ridwan tak bicara banyak apakah akan maju sebagai capres atau calon wakil presiden cawapres. Menurutnya pilihan tersebut ditentukan oleh Allah SWT.
“Lahir batin sudah siap, tinggal masalah warna (partai) apa saya kabari nanti,” kata Kang Kamil saat konferensi pers di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (18/1). web