
Taman Satwa Mini yang merupakan satu-satunya kebun binatang di Kota Banjarmasin, secara resmi kembali dibuka pada 3 Mei 2022, atau hari kedua Idulfitri 1443 H lalu.
Sayangnya, sepekan setelah dibuka, pengunjungnya masih sepi. Hal ini mungkin karena masyarakat masih banyak masyarakat belum tahu taman satwa tersebut sudah bisa dikunjungi.
“Mungkin karena kelamaan tutup. Masyarakat juga banyak belum tahu kebun binatang sudah dibuka,” ucap Annang Dwijatmiko, Medik Veteriner, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Banjarmasin, saat ditemui di sela-sela pemeriksaan hewan, Rabu (11/5).
Kebun binatang mini yang terletak di Jalan Jahri Saleh ini, buka setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai 5 sore. Harga tiket masuk Rp 3.000 untuk anak dan dewasa Rp 5.000.
Annang membeberkan, pada bulan Mei ini pihaknya berencana menambah jenis satwa baru di kebun binatang mini. Namun, ia masih merahasiakan jenisnya.
“Masih dirahasiakan agar jadi surprise buat pengunjung. Disesuaikan dengan kondisi penampungan. Rencananya, akan ada sekitar 4-6 ekor jenis satwa baru,” jelasnya.
Selama kebun binatang mini ini ditutup, tim bersama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan tetap melakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan hewan.
“Dua hari sekali kita rutin melakukan pemeriksaan di kebun binatang mini ini,” ujarnya.
Ia tak menampik ada beberapa hewan yang sakit saat terjadi banjir besar awal Januari 2021 lalu. Terutama, jenis unggas, primata dan reptil.
“Koleksi satwa kita pun berkurang drastis saat itu. Tidak ada penambahan kecuali hibah dari masyarakat. Sekarang koleksi kita ada 40 ekor, zona primata, alves, unggas, reptil, rusa dan buaya,” tuntasnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Muhammad Makhmud mengatakan, dibukanya Taman Satwa tersebut untuk memberikan opsi bagi masyarakat, yang ingin berekreasi bersama keluarga saat libur lebaran lalu.
“karena libur panjang, jadi kita buka untuk memberikan opsi masyarakat jalan-jalan membawa keluarga. Walaupun dengan keadaan yang seadanya, seperti hewan yang masih belum ditambahkan dan tempat masih dalam tahap renovasi,” ujarnya.
Dea (21), pengunjung asal Pelaihari yang merupakan mahasiswi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengaku baru kali pertama datang ke Taman Satwa Mini tersebut.
“Kebetulan tadi ada tugas kuliah melewati taman satwa ini. Karena belum pernah, jadi sekalian saja mampir ke sini,” ujarnya.
Ia menyayangkan kondisi Taman Satwa tersebut terkesan kurang terawat. Banyak daun kering berhamburan, dan rumput-rumput liar yang tidak dibersihkan.
Menurut Dea, kebun binatang itu masih kurang, karena satwa yang ada sangat sedikit. “Binatangnya yang saya liat itu cuman jenis monyet-monyetan saja,” jelasnya. Dwi