Sabtu, Mei 24, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Urgensi Hierarchy Of Needs dalam Pendidikan

by matabanua
26 April 2022
in Opini
0
D:\Data\April 2022\2704\8\8\bfbdfb.jpg
Fera Dwidarti, S.Pd., M.Pd. Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Yogyakarta, Dosen PGSD Universitas PGRI RonggolaweTuban (UNIROW)

Pendidikan khususnya pendidikan dasar sangat membutuhkan teori dan aplikasi psikologi belajar. Hal itu berangkat dari pendapat yang menyatakan bahwa untuk sukses di bidang pendidikan harus dimulai dari teori belajar yang diterapkan. Bentuk dari hal itu adalah membumikan teori belajar yang mengarah kepada pendekatan humanisme. Sebab, anak-anak khusus Sekolah Dasar (SD) adalah manusia yang berada pada usia emas.

Di usia ini anak-anak harus dipenuhi semua kebutuhannya. Menurut Maslow dalam karyanya A Theory of Human Motivation (1943) dijelaskan kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yang meliputi kebutuhan biologis dan psikologis. Anak-anak SD juga memiliki kebutuhan yang jamak, apalagi di era digital saat ini semua serba siber dan harus dipenuhi dalam waktu sekejap. Jika tidak bisa memenuhi maka stres akademik akan mendera anak-anak. Dalam hal ini sangat dibutuhkan sebuah pendekatan teori belajar yang pas, salah satunya adalah teori humanistik.

Artikel Lainnya

D:\2025\Mei 2025\23 Mei 2025\8\master opini.jpg

Surau Tak Boleh Mati

22 Mei 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Jangan Abaikan Peran Ibu

22 Mei 2025
Load More

Munculnya teori belajar humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif, belajar tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan potensi manusia. Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa.

Dalam proses belajar di sekolah, guru menghadapi masalah dengan perilaku siswa. Siswa belajar didorong dengan adanya keinginan yang antusias maupun tidak. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitasnya. Motivasi dapat mempengaruhi kinerja seseorang kegiatan siswa dalam melakukan aktivitas tertentu. Ketika siswa termotivasi untuk belajar, mereka didorong untuk meningkatkan keterampilan mereka dan meningkatkan kinerja belajar mereka. Keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar tidak dicapai dengan cara yang mudah. Hal ini dapat terjadi karena adanya motivasi siswa di lingkungan belajar yang mendorong sekolah selain siswa dan kepuasan siswa kemampuan memahami pembelajaran di sekolah.

Hierarchy of Needs

Hierarchy of needs atau hierarki kebutuhan yang dikenal dengan teori Abraham Maslow (1908–1970) merupakan salah satu teori motivasi yang sangat berpengaruh dan sudah diketahui banyak orang yang mempelajari psikologi. Teori ini menjelaskan motivasi manusia memenuhi tingkat kebutuhan. Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam urutan hierarkis. Urutan ini dimulai dengan kebutuhan paling dasar kemudian menuju ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Kemudian ia dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik yang dirujuk para pelaku pendidikan dan psikolog di Indonesia.

Teori hierarki kebutuhan sampai saat ini tetap digunakan dalam memahami motivasi manusia. Teori tersebut terdiri atas lima tingkat kebutuhan manusia, yang digambarkan sebagai tingkat hierarkis dalam piramida. Dari bagian bawah hierarki ke atas, kebutuhannya ada lima aspek. Pertama, fisiologi (makanan dan pakaian). Kedua, keamanan (safety). Ketiga, dimiliki dan cinta (belonging dan love). Keempat, harga diri (self esteem). Kelima, aktualisasi diri.

Di dunia pendidikan, melalui kebutuhan dasar pertama yaitu fisiologis, siswa harus tercukupi seperti makanan, baju yang hangat, dan tempat tinggal. Beberapa sekolah mencoba membantu memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan sarapan agar siswa dapat belajar, atau pengadaan makanan sehat setiap sebulan sekali. Kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan keamanan, siswa tentu dapat belajar jika merasa aman dan nyaman terutama lingkungan rumah dan sekolah/kelas.

Guru menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi. Selanjutnya Kebutuhan dimiliki dan cinta, guru dapat menunjukkan rasa empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik. Serta siswa merasa guru dan teman-temannya adalah seperti orangtua dan keluarganya sendiri.Dalam hal ini, sekolah dapat dijadikan sebagai rumah kedua bagi siswa. Selanjutnya kebutuhan harga diri, siswa ingin memiliki harga diri yang baik melalui pengakuan dan prestasi (Maslow, 1943).

Dengan mendapatkan pengakuan dari orang lain, siswa merasa yakin dengan kemampuannya untuk belajar. Frustasi atau pemuas kebutuhan harga diri yang terhambat akan menghasilkan sikap rendah diri, rasa lemah, tidak mampu, dan tidak berguna.. Terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, contoh pemenuhan potensi dirinya, mulai dari sisi cita-cita, keinginan, kreativitas, dan kematangan mental untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang siswa putuskan sendiri, menghasilkan karya sendiri.

Penerapan teori hierarchy of needs ini memfokuskan pada dukungan dan spirit selama proses pembelajaran. Guru memfasilitasi pengalaman belajar siswa, dan mendampingi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai peran utama (student centre) yang mana mereka belajar dengan menyenangkan. Siswa dalam hal ini membutuhkan masa depan yang tentu hal itu dapat digapainya melalui proses pendidikan yang dilakukan.

Di masa pasca pandemi COVID-19, harusnya teori kebutuhan Maslow ini diterapkan semua pendidik baik itu SD/MI atau dosen PGSD di seluruh Indonesia. Sebab, pendidikan dasar menjadi fondasi awal kesuksesan anak-anak dan pelajar Indonesia. Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi?

Tags: Fera DwidartiHierarchy of NeedsMahasiswa S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri YogyakartaUrgensi Hierarchy Of Needs
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA