
AMUNTAI-Masyarakat di pedesaan mulai merasakan dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kenaikan sejumlah bahan pangan pokok, seperti gula, tepung, cabe hingga beras.
Seorang ibu, warga Desa Banyu Tahun Hilir, sebut saja Galuh mengutarakan kenaikan harga bahan pokok tidak hanya minyak goreng tapi sudah merambat pada bahan pokok lainnya.”Sampai-sampai harga beras juga naik,” katanya.
Beberapa warga menduga kenaikan harga bahan pokok sebagai buntut kenaikan harga BBM, sehingga menambah biaya transportasi angkutan bahan pokok ke daerah-daerah.
Plt Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM HSU Muhammad Isnaini di Alabio, Rabu, mengatakan, pemerintah berupaya meringankan beban ekonomi masyarakat dengan melaksanakan Operasi Pasar Murah (OPM) selama Ramadan.”Pemerintah juga berharap melalui Operasi Pasar Murah bisa membantu menstabilkan harga pangan selama Ramadan dan jelang lebaran,” ujar Isnaini.
Ia mengatakan, melalui kegiatan OPM, berbagai produk, khususnya minyak goreng, gula pasir, dan elpiji 3 kg, dijual dengan lebih murah dibanding harga pasar.”Kita berharap upaya ini juga bisa berdampak menstabilkan harga pangan yang cenderung melonjak setiap memasuki Ramadan dan menjelang Idul Fitri,” katanya.
Pada OPM Ramadan di Desa Banyu Tajun Hilir Kecamatan Sungai Pandan, Rabu (13/4) di jual barang kebutuhan memasak seperti minyak goreng merk Alif seharga Rp22.000 per liter, gula Rp12.500 per kg, telur 10 biji seharga Rp15.000, daging Rp80.000 per kg, nugget, sosis dan pentol masing- masing Rp20.000 per sachet, bawang merah Rp7.000, bawang putih Rp6.500 dan kacang Rp7.500.{[an/mb03]}