
BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin kini fokus mempersiapkan diri mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebab, berdasarkan prediksi BMKG, wilayah Kalimantan Selatan akan memasuki musim kemarau.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahrurraji mengatakan, wilayah Kalsel di prediksi akan memasuki musim kemarau pada awal Mei mendatang.
“Hal itu secara otomatis akan memicu munculnya ancaman karhutla, termasuk di Kota Banjarmasin,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Selasa (12/04) siang.
Prediksi tersebut dikuatkan dengan melihat cuaca di Banjarmasin yang menunjukkan tanda-tanda pancaroba. Seperti hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang singkat dan mulai terlihat ancaman angin puting beliung.
Bahkan, berdasarkan kajian BMKG, musim kemarau yang diperkirakan mulai Mei itu, memasuki puncaknya pada Agustus sampai dengan Oktober.
“Jadi sekarang kita fokus mengantisipasi ancaman bencana kebakaran di musim kemarau. Karena teriknya cuaca tidak hanya meningkatkan ancaman kebakaran di hutan lahan dan lahan saja, tapi juga pemukiman,” kata Raji –sapaan akrabnya.
Meskipun dalam dua tahun terakhir lota berjuluk seribu sungai ini tidak ada terjadi karhutla, tapi menurut Raji, jajarannya akan tetap mewaspadainya di tiga kelurahan.
“Kelurahan Sungai Andai, Sungai Lulut dan Tanjung Pagar, masuk dalam kategori rawan l Karhutla setiap ketika memasuki kemarau,” jelasnya.
Sebab, lanjut dia, di ketiga kelurahan tersebut banyak terdapat kawasan rawa berupa lahan tidur alias kosong dan dipenuhi semak belukar.
Raji mengaku, pihaknya juga telah mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi Kalsel, berupa alat sedot air dengan kapasitas besar dan selang sepanjang tujuh rol.
“Sosialisasi edukasi dan pembekalan informasi terkait kebencanaan juga rutin kita laksanalan di setiap kelurahan. Terutama di ketiga kelurahan tadi,” imbuhnya.
Ia mengibau masyarakat lebih meningkatkan kehati-hatiannya terhadap risiko kebakaran, baik di pemukiman maupun lahan kosong ketika memasuki kemarau sekarang ini.
“Apalagi, aktivitas memasak bagi ibu-ibu selama Ramadhan ini cukup tinggi. Jadi, bisa saja ini jadi pemicu kebakaran kalau tidak hati-hati,” pungkasnya. Dwi