TANJUNG – Tiga tahun berselang usai pembangunan Pasar Plaza Uma Iyah di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, masih sepi pengunjung dan pedagang pun banyak yang gulung tikar.
Pantauan di lapangan, hanya ada dua toko yang buka di plaza tersebut. Menurut salah satu pedagang buah berinisial AB, pemerintah juga telah berupaya tetap meramaikan plaza tersebut, seperti menggelar pasar murah hingga berbagai macam kegiatan. Namun tempat tersebut tetap saja sepi seperti biasanya.
“Kalau pun ada kegiatan, sekali pun ramai hanya satu atau dua hari saja. Selanjutnya kembali sepi,” ucapnya.
Ia menceritakan, dulunya kawasan Tanjung merupakan kawasan yang ramai. “Sekarang setelah pembangunan yang lumayan pesat hingga rumah sakit dijadikan plaza, malah menjadi sunyi,” ujarnya.
AB menjelaskan, plaza ini sangatlah megah dan punya sekat yang bagus. Namun karena sepi pengujung, jika berjualan di dalam bakal merugikan karena pembeli yang sangat minim. “Bakalan banyak yang busuk buah saya karena tak laku,” katanya.
Padahal menurutnya, harga sewa toko murah sekali, yakni berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per bulannya.
“Harga sewa toko di sana murah. Namun pengunjungnya hampir tidak ada, bahkan yang jualan es di belakang dalam satu hari hanya ada satu pembeli,” ungkapnya.
AB pun menyayangkan kondisi pembangunan yang luar biasa apik ini, sebab tidak terkesan seperti pasar, malah terlihat seperti kantoran. Tidak sedikit pendatang yang bertanya kepadanya kalau plaza Uma Iyah itu kantor apa. “Sekarang yang ramai di daerah Mabuun, di sini jauh tertinggal,” pungkasnya. Amd